Jumat 18 Nov 2022 18:06 WIB

Prayuth Ajak Dunia Atasi Tantangan Ekonomi dan Sosial Global

PM Thailand ajak KTT APEC mengatasi tantangan ekonomi sosial

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengajak peserta pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) untuk mencari pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan setelah tantangan ekonomi dan sosial yang diakibatkan pandemi Covid-19, perubahan  iklim dan persaingan geopolitik.
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengajak peserta pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) untuk mencari pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan setelah tantangan ekonomi dan sosial yang diakibatkan pandemi Covid-19, perubahan iklim dan persaingan geopolitik.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengajak peserta pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) untuk mencari pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan setelah tantangan ekonomi dan sosial yang diakibatkan pandemi Covid-19, perubahan  iklim dan persaingan geopolitik.

"Kami tidak bisa lagi hidup seperti yang kami lakukan, kami harus menyesuaikan perspektif kami, cara hidup dan cara melakukan bisnis," kata pertemuan yang dihadiri Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris dan Presiden China Xi Jinping, Jumat (18/11/2022).

APEC yang memiliki 21 anggota negara dibentuk untuk mempromosikan integrasi ekonomi. Perekonomian anggotanya mencakup 38 persen populasi, 62 persen produk domestik bruto dunia dan 48 persen perdagangan dunia.

Prayuth tidak menyinggung tentang rudal Korea Utara (Korut) yang memicu Harris menggelar rapat darurat dengan sejumlah negara. APEC merupakan pertemuan internasional ketiga di Asia Tenggara pekan ini.

Sebelumnya Kamboja menjadi tuan rumah pertemuan Asosiasi Negara Asia Tenggara (ASEAN) yang juga dihadiri AS, Jepang dan China. Sementara Bali, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan 20 perekonomian terbesar di dunia atau G-20.

Dua pertemuan sebelumnya banyak membahas perang di Ukraina serta ketegangan di Taiwan dan Semenanjung Korea. Para aktivis ingin melihat para pemimpin mengatasi kelangkaan pangan, lonjakan inflasi, perubahan iklim dan pelanggaran hak asasi manusia.

Tuntutan dari akar rumput ini terlihat dalam unjuk rasa anti-pemerintah yang bentrok dengan polisi di lokasi yang terletak sekitar 10 kilometer dari pusat kota Bangkok, tempat pertemuan APEC digelar. Pengunjuk rasa hendak membalikkan mobil polisi yang ditempeli poster Prayuth dan Xi.

Video di media sosial menunjukkan pengunjuk rasa mencoba membalik polisi polisi, melempari dan menyerang polisi. Sementara petugas anti huru-hara maju dengan tameng dan memukuli para pengunjuk rasa dengan tongkat.

Pejabat yang bertanggung jawab atas keamanan pertemuan APEC mengatakan polisi menembakan peluru karet untuk membubarkan sekitar 350 pengunjuk rasa anti-pemerintah. Polisi mengatakan mereka menangkap 10 orang.

Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai mengatakan pertemuan APEC digelar di "titik penting" saat dunia menghadapi beberapa resiko. "Itulah mengapa APEC tahun ini harus mengatasi tantangan-tantangan dan memberikan harapan pada dunia secara luas," kata Pramudwinai di pernyataannya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement