Jumat 18 Nov 2022 20:45 WIB

AS Ubah Dana Bantuan Pandemi untuk Beri Warga Buah dan Sayuran

Tak hanya buah dan sayur, pembaruan juga menambahkan biji-bijian hingga ikan kaleng

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Warga AS berbelanja di sebuah supermarket di Miami Utara, Florida, Amerika Serikat.
Foto: AP Photo/Marta Lavandier
Warga AS berbelanja di sebuah supermarket di Miami Utara, Florida, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat pertanian Amerika Serikat (AS) mengusulkan perubahan pada program federal yang membantu membayar tagihan belanjaan untuk perempuan hamil, bayi, dan anak kecil berpenghasilan rendah selama pandemi. Perubahan ini disalurkan untuk memperpanjang pembayaran untuk buah dan sayuran segar.

Pembaruan juga menambahkan lebih banyak biji-bijian, ikan kaleng, dan opsi non-susu ke keranjang belanja keluarga berpenghasilan rendah. Upaya tersebut bertujuan untuk memperluas jumlah dan jenis makanan sehat yang tersedia bagi yang mendapatkan bantuan dari program Departemen Pertanian yang dikenal dengan WIC.

"Proposal ini akan mempromosikan gaya hidup yang lebih sehat dan masa depan yang lebih cerah bagi jutaan anak,” kata Wakil Menteri untuk Makanan, Nutrisi, dan Layanan Konsumen AS Stacy Dean.

Revisi tersebut akan membuat pembayaran permanen yang disahkan oleh Kongres selama pandemi Covid-19 yang meningkatkan voucher buah dan sayuran. Peningkatan ini akan menyalurkan 25 dolar AS per bulan untuk anak usia satu hingga lima tahun dan menjadi 49 dolar AS per bulan untuk perempuan menyusui.

“Peningkatan buah dan sayuran ini benar-benar menarik bagi keluarga untuk memiliki anak dalam program ini lebih lama. Anak-anak sangat menyukai buah," kata direktur pusat Riset dan Aksi Pangan Geraldine Henchy.

Pada saat yang sama, rencana tersebut akan mengurangi jumlah beberapa makanan, misalnya mengurangi atau menghilangkan jus yang diperbolehkan untuk beberapa penerima. Ini juga mengurangi jumlah susu dan keju yang tercakup dalam program tersebut, sebuah langkah yang langsung menuai kritik dari industri susu.

"Sangat disayangkan bagi peserta WIC bahwa aturan yang diusulkan akan mengurangi akses ke produk susu dan profil nutrisi unik yang mereka sediakan,” kata Asosiasi Makanan Susu Internasional dan Federasi Produsen Susu Nasional dalam sebuah pernyataan.

Lebih dari 6,2 juta perempuan hamil, ibu, bayi dan anak kecil berpartisipasi dalam program ini setiap tahunnya. Pemerintah federal saat ini membayar sekitar lima miliar dolar AS per tahun untuk menjalankan program tersebut, yang dikelola melalui negara bagian dan yurisdiksi lainnya.

Program Nutrisi Tambahan untuk Perempuan, Bayi, dan Anak memberikan voucher kepada ibu dan anak yang memenuhi syarat. Voucher ini secara khusus mencantumkan jumlah dan jenis makanan yang dapat mereka beli.

Perubahan yang diusulkan untuk WIC juga akan memperluas akses ke biji-bijian utuh, mencakup makanan dari berbagai budaya, termasuk quinoa, tepung jagung, dan teff, rumput sereal Afrika Timur. Rencana tersebut juga memungkinkan lebih banyak pilihan non-susu, termasuk yogurt dan keju berbahan dasar kedelai, dan kemungkinan susu bebas laktosa.

"Ini mencerminkan fakta bahwa orang yang berbeda memiliki kapasitas yang berbeda untuk menoleransi jenis makanan yang berbeda,” kata Menteri Pertanian AS Tom Vilsak.

Lebih banyak ikan kalengan, seperti tuna, akan tersedia serta kacang kalengan yang mudah disiapkan, di samping kacang kering yang sudah tersedia. Rencana tersebut juga akan mengubah jumlah susu formula yang diberikan kepada bayi.

Meningkatkan kupon untuk buah dan sayuran menjadi 25 dolar AS per bulan selama pandemi memungkinkan Elizabeth Loya dari Los Angeles untuk mendorong putrinya yang berusia empat tahun bernama Gisselle untuk mencicipi makanan baru. “Dia mencoba kecambah Brussel dan, dua minggu lalu, dia mencoba asparagus. Dia menyukainya," ujar perempuan berusia 28 tahun.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement