Jumat 18 Nov 2022 11:59 WIB

Rusia Peringatkan Warganya tentang Penyadapan di Uni Eropa

Warga Rusia yang tinggal di Uni Eropa diminta berhati-hati.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Penyadapan (ilustrasi). Rusia pada Kamis (17/11/2022) memperingatkan warganya bahwa ponsel dan perangkat lain mereka dapat disadap di Uni Eropa.
Foto: REPUBLIKA.CO.ID
Penyadapan (ilustrasi). Rusia pada Kamis (17/11/2022) memperingatkan warganya bahwa ponsel dan perangkat lain mereka dapat disadap di Uni Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia pada Kamis (17/11/2022) memperingatkan warganya bahwa ponsel dan perangkat lain mereka dapat disadap di Uni Eropa. Wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Ivan Nechayev, memberikan peringatan kepada warga Rusia yang bergerak melintasi Uni Eropa atau tinggal di negara-negara Uni Eropa agar lebih berhati-hati.

"Hari ini tidak ada seorang pun di Uni Eropa yang dapat dijamin perlindungan dari penyadapan oleh dinas intelijen asing," kata Nechayev, dilaporkan Anadolu Agency, Kamis.

Baca Juga

Nechayev mengatakan, laporan baru-baru ini telah mengungkap sejauh mana penggunaan spyware oleh pemerintah di beberapa negara Eropa. Dia menambahkan, pimpinan sejumlah negara Eropa seperti Polandia, Yunani, dan lainnya secara aktif menggunakan Pegasus, Predator, dan program mata-mata lainnya, yang sebagian besar berasal dari Israel.

“Mereka digunakan untuk memata-matai perwakilan oposisi, masyarakat sipil, pengusaha, pembela hak asasi manusia, dan jurnalis,” kata Nechayev.

Nechayev menekankan, Rusia menganggap tindakan seperti itu sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap prinsip-prinsip dasar aturan hukum dan hak asasi manusia. Penggunaan Pegasus dan spyware lainnya di negara-negara Uni Eropa juga sedang diselidiki oleh komite Parlemen Eropa.

Pelapor komite Parlemen Eropa, Sophie in 't Veld, memperingatkan, penyalahgunaan spyware di negara-negara anggota Uni Eropa merupakan ancaman besar bagi demokrasi di seluruh benua. Menurutnya, skandal spyware bukanlah serangkaian kasus pelecehan nasional yang terisolasi, tetapi urusan Eropa yang meluas. 

"Pemerintah Negara Anggota Uni Eropa telah menggunakan spyware pada warganya untuk tujuan politik dan untuk menutupi korupsi dan aktivitas kriminal," kata Sophie dalam draf laporan yang telah dipublikasikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement