Jumat 18 Nov 2022 06:33 WIB

Qatar Menjawab Dugaan Gempita Semu Piala Dunia 2022

Qatar dituding membayar sejumlah aktor untuk membuat seolah Piala Dunia 2022 ramai.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Sejumlah orang yang dituding aktor bayaran meramaikan parade menyambut Piala Dunia 2022 di Doha, Qatar, tengah pekan ini.
Foto: EPA-EFE/NOUSHAD THEKKAYIL/EPA-EFE
Sejumlah orang yang dituding aktor bayaran meramaikan parade menyambut Piala Dunia 2022 di Doha, Qatar, tengah pekan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Penyelenggaraan Piala Dunia 2022 seolah tidak pernah lepas dari kontroversi dan polemik. Mulai sorotan terhadap dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) para pekerja migran, pelarangan terhadap kelompok dengan orientasi seksual berbeda, hingga desakan untuk mencoret Timnas Iran lantaran situasi sosial politik di negara tersebut. 

Kontroversi juga muncul soal kehadiran suporter di edisi perdana Piala Dunia di kawasan Timur Tengah tersebut. Kontroversi ini berpangkal pada unggahan akun, Qatar Living, di salah satu platform media sosial, pekan lalu. Akun tersebut diketahui merupakan akun resmi otoritas Qatar di platform tersebut. 

Baca Juga

Unggahan tersebut menampilkan parade suporter tim-tim kontestan Piala Dunia 2022, mulai dari Inggris, Argentina, Portugal, Brasil, Kamerun, Ghana, hingga Tunisia. Ratusan orang terlihat memenuhi jalanan di pinggir laut di Ibukota Qatar, Doha. Dengan diiringi tabuhan drum dan terompet, para suporter tersebut terlihat begitu bergembira dan bernyanyi. 

Dari unggahan tersebut, Qatar seolah ingin menunjukan antusiasme Piala Dunia yang mulai melanda salah satu negara Arab tersebut. Namun, unggahan itu justru menimbulkan kecurigaan dan komentar negatif di jagat media sosial. 

Suporter-suporter tersebut dinilai bukanlah pendukung sungguhan dari tim-tim tersebut. Bahkan, suporter-suporter tersebut dianggap penonton ataupun orang bayaran demi mendongkrak citra positif buat Qatar dalam menyambut gelaran Piala Dunia 2022. 

Maklum, parade fan itu digelar sepekan sebelum laga pembuka Piala Dunia 2022 atau saat sebagian besar pendukung tim peserta justru masih berada di negara masing-masing. Tidak hanya itu, dalam video tersebut, para suporter itu kebanyakan bukanlah warga asli dari negara-negara tersebut. 

Kelompok suporter itu malah didominasi orang-orang asal Asia Selatan, seperti India dan Pakistan. Orang asal Asia Selatan memang diketahui banyak menjadi pekerja migran di Qatar. Selain itu, orang yang sama kedapatan mendukung dua tim yang berbeda di dalam parade fan tersebut. Alhasil, pihak penyelenggara Qatar 2022 dituding mengerahkan para pekerja migran untuk terlibat dalam parade fan tersebut. 

''Aktor bayaran,'' tulis salah satu akun di platform media sosial tersebut. ''Mungkin, mereka adalah pendukung Timnas Inggris cabang Kerala, India,'' tulis akun lain dalam platform tersebut saat mengomentari video parade fan Inggris. 

Tidak hanya dari para pengguna media sosial, tudingan itu juga diungkapkan oleh sejumlah media-media asal Eropa. Media asal Inggris, The Sun, menyebut suporter dalam parade fan tersebut sebagai fan plastik, merujuk pada suporter palsu yang mendukung sebuah kesebelasan. 

Pihak penyelenggara lokal Piala Dunia 2022 pun bereaksi keras atas tudingan tersebut. Komite tertinggi penyelenggara Qatar 2022 menegaskan, suporter yang terdapat dalam parade fan itu adalah suporter asli dari masing-masing tim kontestan yang berada dan telah menetap di Qatar. 

''Sejumlah jurnalis dan pengguna media sosial mempertanyakan apakah mereka suporter 'asli'. Kami benar-benar menolak tegas tudingan tersebut. Tudingan itu benar-benar mengecewakan dan cukup mengejutkan,'' tulis pernyataan resmi Komite Tertinggi Qatar 2022 seperti dilansir The Guardian, Kamis (17/11/2022). 

Suporter sepak bola dinilai memiliki tradisi berbeda di tiap belahan dunia yang berbeda, tidak terkecuali di Qatar. Mereka memiliki cara dan tradisi berbeda dalam menyambut dan mendukung tim favoritnya. 

''Hal itu mungkin berbeda dengan di Eropa atau Amerika Selatan. Namun, bukan berarti, gairah dan kecintaan terhadap sepak bola yang ditunjukan itu tidak otentik,'' lanjut pernyataan resmi tersebut. 

Terkait kehadiran suporter di Piala Dunia 2022, pihak penyelenggara lokal sempat mengeluarkan program yang cukup kontroversial. Qatar akan mengundang lebih dari 1.600 suporter dari 32 tim kontestan Piala Dunia 2022 untuk bisa hadir di acara pembukaan, akhir pekan ini. Nantinya, para suporter tersebut akan menyanyikan lagu tema khusus yang telah disiapkan oleh panitia di acara pembukaan. Dalam program ''Fan Leader'' itu, Qatar siap membiayai tiket pulang pergi dan akomodasi buat para fans tersebut setidaknya selama dua pekan penyelenggara Piala Dunia 2022. 

Setiap fan kabarnya akan mendapatkan kucuran dana 60 poundsterling per hari dalam kegiatan tersebut. ''Tidak hanya itu, fans tersebut juga diharapkan bisa menunggah pesan positif soal Piala Dunia 2022 di media sosial,'' tulis laporan Associated Press, beberapa waktu lalu. Ini bukan pertama kalinya Qatar terbelit polemik suporter bayaran di sebuah event olahraga. 

Pada 2014 silam, tepatnya gelaran kejuaraan voli pantai internasional, Qatar Open, pihak penyelenggara diketahui memberikan sejumlah dana kepada para pekerja migran untuk datang dan mengisi tempat-tempat kosong di kursi penonton dalam arena pertandingan. Kehadiran penonton bayaran itu diharapkan bisa mendongkrak citra positif dan kesuksesan Qatar dalam menggelar turnamen olahraga, terutama dalam hal antuasiasme warga setempat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement