Jumat 18 Nov 2022 00:04 WIB

Kasus Pemukulan Anak Perwira Polri, Polres Jaksel Periksa Saksi

Soal dugaan pelaku adalah anak perwira Polri, Polres Jaksel masih lakukan penggalian.

Polres Metro Jakarta Selatan memeriksa sejumlah saksi terkait kasus pemukulan yang diduga dilakukan anak perwira Polri di lingkungan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Polres Metro Jakarta Selatan memeriksa sejumlah saksi terkait kasus pemukulan yang diduga dilakukan anak perwira Polri di lingkungan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Polres Metro Jakarta Selatan memeriksa sejumlah saksi terkait kasus pemukulan yang diduga dilakukan anak perwira Polri di lingkungan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Saksi tersebut, yakni kakak korban dan pelatih di lingkungan PTIK. 

"Pelatih sudah ada dua orang yang dilakukan pemeriksaan, klarifikasi," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Irwandhy di Jakarta, Kamis (17/11/2022).

Baca Juga

Menurut dia, kepolisian masih mendalami peristiwa tersebut. Dalam proses pendalaman, kepolisian mengklarifikasi terkait peristiwa yang terjadi tanpa mengunjungi tempat kejadian perkara (TKP).

Irwandhy melanjutkan, dalam proses pendalaman, kepolisian telah melakukan pemeriksaan awal klarifikasi terhadap pelapor. Kepolisian sudah meminta keterangan korban, dua orang pelatih dan asisten pelatih. 

Keduanya sudah memberikan keterangannya klarifikasi terkait korban. Mengenai pelaku yang diduga anak salah satu anggota Polri, Irwandhy menjelaskan bahwa pihaknya masih menggali mengenai hal tersebut.

Untuk saat ini kepolisian masih memeriksa saksi-saksi untuk mengetahui peristiwa secara utuh, setelah itu akan mendalami TKP. Peristiwa penganiayaan diduga terjadi pada Sabtu (12/11/2022) ketika pelaku dan korban sedang mengikuti bimbingan belajar (bimbel) di PTIK.

Usai bimbel, korban pulang dalam keadaan babak belur sehingga ibu korban, Yusna, membuat laporan kepolisian terkait dugaan tindakan kekerasan. Ibu korban mengatakan, penganiayaan tersebut terjadi karena masalah sepele, yaitu anaknya dituduh menyembunyikan topi pelaku.

Selain itu ibu korban juga menyayangkan pelatih yang tidak melakukan pencegahan atas apa yang terjadi terhadap anaknya. "Yang paling bikin saya miris pelatihnya itu tahu kalau anak saya sudah dibuat bonyok sama anak ini dan lihat sendiri kalau anak saya dipukul sama anak itu" kata Yusna.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement