Selasa 15 Nov 2022 15:16 WIB

Surplus Neraca Dagang Berlanjut, Berikut Pilihan Saham untuk Trading Pekan Ini

Pekan ini, IHSG diprediksi akan melanjutkan penguatan ditopang surplus neraca dagang

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis pada pekan lalu. Sementara pekan ini, IHSG diprediksi akan melanjutkan penguatan, salah satunya ditopang neraca dagang bulan Oktober 2022 yang kembali surplus.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis pada pekan lalu. Sementara pekan ini, IHSG diprediksi akan melanjutkan penguatan, salah satunya ditopang neraca dagang bulan Oktober 2022 yang kembali surplus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis pada pekan lalu. Sementara pekan ini, IHSG diprediksi akan melanjutkan penguatan, salah satunya ditopang neraca dagang bulan Oktober 2022 yang kembali surplus.

"Surplus neraca perdagangan diprediksi akan menjadi sentimen cukup positif bagi IHSG dan Rupiah," tutur Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Mino.

Optimisme penguatan IHSG pekan ini juga akan tertopang keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga acuan. Mino memprediksi Bank Indonesia akan kembali menaikan suku bunga acuan pada November setelah dinaikkannya kembali suku bunga acuan di Amerika sebesar 75 bps menjadi 4 persen.

Selanjutnya, pergerakan IHSG yang positif pada pekan ini juga akan tertopang perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Menurut Mino, Amerika sudah melewati masa puncak inflasi sehingga membuat nilai tukar dolar Amerika terhadap mata uang utama lainnya kembali melemah.

"Pelemahan tersebut tidak terlepas dari ekspektasi bahwa The Fed akan lebih lunak dalam menaikan suku bunga acuan," tutur Mino.

Sentimen penopang lainnya dari sisi eksternal yakni ekspektasi Bank Sentral Amerika yang akan menurunkan keagresifannya dalam menaikkan suku bunga acuan.

Pada pertemuan yang akan dilaksanakan oleh bank sentral Amerika pada pertengahan Desember nanti, The Fed diprediksi hanya akan menaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 5,25 persen.

Sinyal positif juga datang dari harga komoditas terutama mineral logam. Harga komoditas mineral logam seperti nikel dan timah akan melanjutkan penguatan dari pekan sebelumnya seiring turunnya cadangan di LME.

Didukung optimisme ini, Mino pun merekomendasikan buy pada saham-saham berikut ini untuk diperdagangkan dalam sepekan hingga 18 November 2022 mendatang, yakni:

INCO: Support 6.825 Resist 7.975,

ANTM: Support 1.930 Resist 2.330,

BMRI: Support 9.975 Resist 10.775,

BBCA: Support 8.650 Resist 9.000,

CTRA: Support 920 Resist 980, 

EMTK: Support 1.630 Resist 1.860,

SCMA: Support 246 Resist 280, 

LPPF: Support 4.700 Resist 5.100,

KLBF: Support 1.960 Resist 2.040

ICBP: Support 9575 Resist 10.025.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement