Selasa 15 Nov 2022 13:52 WIB

Covid Melonjak, Segera Tes Antigen Jika Ada Gejala

Masyarakat dimbau terus bersiaga terhadap ancaman lonjakan kasus Covid-19.

Tes antigen Covid 19 (ilustrasi)
Foto: dok Abbott
Tes antigen Covid 19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Dalam sebulan terakhir, kasus Covid-19 terus melonjak hingga tiga kali lipat. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tambahan kasus Covid-19 selama periode 3-9 November lalu telah mencapai 35.248 atau naik 47,3 persen dibandingkan pekan sebelumnya (27 Oktober-2 November) yang menembus 23,39 persen. Bahkan, catatan Kementerian Kesehatan RI  menyatakan, dalam periode 8-9 November 2022, terdapat 43 pasien Covid-19 yang tutup usia.  

Terkait kenaikan tren kasus Covid-19, Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MHA, DTM&H, DTCE, FIRS, mantan Direktur Penanggulangan Penyakit Menular Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan harapannya agar masyarakat tidak lengah dan terus bersiaga  terhadap ancaman lonjakan kasus Covid yang belum terlihat berhenti. 

“Data-data di atas harus menjadi perhatian kita agar masyarakat bisa mencegah agar tidak  jatuh sakit atau masuk rumah sakit. Apalagi kemarin yang meninggal lebih dari 40 orang, itu kan sudah kasus yang tinggi,” ujar Tjandra dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (15/11/2022).  

Dengan lonjakan kasus Covid yang terus meningkat, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini berharap masyarakat tidak mengendorkan kewaspadaan guna meminimalisir dan menghindari penularan COVID-19 .  

Sesuai aturan dalam ketentuan Protokol Kesehatan berdasarkan Surat Edaran Nomor 20/2022 yang baru dikeluarkan Satgas Penanganan COVID-19, Prof Tjandra memberikan beberapa panduan agar masyarakat terhindar dari  penularan berbagai subvarian COVID-19 yang ada di sekeliling kita.

“Yang pertama, kembalikan kepatuhan terhadap protokol kesehatan sesuai aturan yang berlaku. Selalu pakai masker dan jangan lupa cuci tangan serta sebisa mungkin menghindari kerumunan sesuai situasi dan kondisi. Dan selain itu, segera vaksinasi untuk meminimalisir hospitalisasi dan kematian akibat Covid-19,” paparnya.

Kedua, lanjut Prof Tjandra,  segera lakukan tes (antigen/PCR) apabila ada kecurigaan tertular karena baru melakukan kontak dengan pasien, apalagi kalau sudah merasakan gejala- gejalanya. “Lebih baik segera lakukan tes  untuk memastikan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” tambahnya.

Satgas Covid-19 dalam surat edarannya telah memberlakukan ketentuan skrining spesifik bagi kegiatan yang melibatkan pejabat setingkat menteri ke atas (VVIP) wajib mensyaratkan hasil negatif PCR 2X24 jam. Sementara bagi kegiatan yang bukan forum multilateral dan tidak melibatkan VVIP wajib memiliki prosedur pemeriksaan gejala dan tes antigen bagi suspek Covid-19.

Selain itu, pemerintah telah merumuskan beberapa rencana strategis terkait adanya kenaikan kasus Covid-19. Pertama, percepatan WGS terhadap semua pasien yang dirawat agar diketahui proporsi varian virus Covid-19 di Indonesia saat ini.  Selanjutnya pemerintah akan meningkatkan testing dan tracing melalui suplai reagen PCR serta mendorong aktivasi laboratorium yang ada.

Masyarakat yang terdeteksi positif kendati tidak menunjukkan gejala atau gejala ringan, diminta untuk segera melakukan isolasi agar penularan dapat dikendalikan. Tak ketinggalan pemerintah juga akan meningkatkan kontrol dan pengawasan di bandara.

Menggarisbawahi rencana strategis pemerintah yang diharapkan bisa memberikan  dampak terhadap penurunan angka kasus aktif Covid-19 di Indonesia, Prof Tjandra mengimbau agar masyarakat memilih alat testing (antigen) yang terpercaya kualitasnya.  Ia percaya, alat test antigen Bioquick  produksi Abbott yang dipasarkan untuk Indonesia, diproduksi sesuai standar pembuatannya dan terkonfirmasi bisa mendeteksi ratusan subvarian Covid-19 . 

Sesuai dokumen yang dihasilkan melalui analisis berkelanjutan oleh Koalisi Pertahanan Pandemi Abbott (Abbott Pandemic Defense Coalition), dua merek  alat tes antigen Abbott yang sedang dan pernah beredar di Indonesia, yaitu Bioquick dan Panbio  memperlihatkan kemampuan untuk mendeteksi  protein SARS-CoV-2 yang dicari pada ratusan varian/subvarian COVID-19 yang mereka analisa. 

Menurut juru bicara Abbott untuk wilayah Asia Pasific, pihaknya terus memantau mutasi COVID-19 secara saksama guna memastikan bahwa alat tes dari Abbott, termasuk Bioquick COVID-19 Rapid Ag Test, dapat mendeteksinya. "Abbott telah melakukan analisis menyeluruh terhadap Covid-19 varian baru, termasuk varian XBB, dan pengujian Abbott tetap efektif dalam mendeteksi varian tersebut," ungkap juru bicara Abbott tersebut.

sumber : siaran pers
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement