Selasa 15 Nov 2022 00:52 WIB

Mahasiswa Berkegiatan di Luar Kampus Dapat Pekerjaan Lebih Cepat dan Gaji Lebih Besar

MBKM menurunkan waktu tunggu mahasiswa mendapatkan pekerjaan setelah lulus.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim (kanan)
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, hasil analisa menunjukkan bahwa mahasiswa yang berkegiatan di luar kampus dapat pekerjaan lebih cepat dan gaji pertama yang lebih besar. Dari data awal, pengalaman mahasiswa mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menurunkan secara pesat waktu tunggu mahasiswa mendapatkan pekerjaan setelah lulus.

Rata-rata nasional untuk mendapatkan pekerjaan membutuhkan waktu empat bulan. Namun, dengan mengikuti pertukaran mahasiswa, masa tunggunya turun menjadi 2,8 bulan. Kemudian, mahasiswa yang mengikuti magang bersertifikat waktu tunggunya 1,1 bulan, dan yang mengikuti IISMA menjadi 0,3 bulan.

Baca Juga

Secara nasional, gaji pertama setelah lulus adalah 0,72 kali dari UMP. Namun, dengan mengikuti program MBKM, gaji jauh lebih tinggi, yakni pertukaran mahasiswa nasional 1,43 kali UMP, magang bersertifikat 1,78 kali UMP dan IISMA yakni 1,88 kali UMP.

“Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mencari pengalaman di dunia nyata. Terima kasih kepada para pemangku kepentingan yang saling bersinergi untuk menyukseskan pelaksanaan kebijakan Kampus Merdeka,” kata Nadiem dalam kegiatan Festival Kampus Merdeka di Pulau Serangan, Bali, Senin (14/11/2022).

MBKM yang diluncurkan pada tahun 2020 menjadi salah satu upaya Kemendikbudristek dalam mentransformasi pendidikan tinggi di Indonesia. Mahasiswa kini didukung penuh untuk menjalankan delapan jenis kegiatan belajar di luar kampus seperti membangun desa, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, penelitian, pertukaran pelajar, kampus mengajar atau asistensi mengajar, melakukan studi atau proyek independen, dan magang atau praktik kerja.

“Kampus Merdeka telah diikuti oleh lebih dari 420.000 mahasiswa baik melalui program yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek maupun kampus. Perguruan tinggi harus lebih terlibat dalam meluncurkan program Kampus Merdeka Mandiri agar lebih banyak mahasiswa merasakan manfaat belajar di luar kampus,” kata dia.

Sebanyak 179.000 mahasiswa dari Sabang sampai Merauke telah mengikuti program yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek. Sementara itu, 250.985 mahasiswa telah mengikuti program Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh kampus.

Laporan evaluasi MBKM pada 2021 menunjukkan bahwa mahasiswa peserta memiliki tingkat kepuasan yang tinggi terhadap program-program MBKM. Sebanyak 93,7 persen mahasiswa peserta program Kampus Mengajar merasa puas dengan pengalaman menjalankan program tersebut, dan 94,3 persen merasa bahwa program ini patut direkomendasikan.

Terdapat enam program Kampus Merdeka, yakni Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Kampus Mengajar, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Wirausaha Merdeka, dan Praktisi Mengajar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement