Ahad 13 Nov 2022 16:56 WIB

Bakrie dan Envision Inisiasi Net Zero Industrial Park Pertama di Indonesia

Net Zero Industrial Park tersebut akan berlokasi di wilayah Sulawesi Tengah.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Direktur& CEO PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Anindya N Bakrie (kiri) dan Founder & CEO Envision Group (Envision) Lei Zhang memperlihatkan Head of Agreement (HoA) yang telah ditandatangani pada Ahad (13/11/2022) di Nusa Dua, Bali, di sela-sela rangkaian acara KTT G20. BNBR dan Envision akan bekerjasama dalam pengembangan net zero emission industrial park pertama di Indonesia, yang meliputi rangkaian pemrosesan green battery material, pengembangan green energy power, dan pemanfaatan serangkaian teknologi berbasis AIoT untuk menjalankan fasilitas yang ada di industrial park tersebut.
Foto: Dok BNBR
Direktur& CEO PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Anindya N Bakrie (kiri) dan Founder & CEO Envision Group (Envision) Lei Zhang memperlihatkan Head of Agreement (HoA) yang telah ditandatangani pada Ahad (13/11/2022) di Nusa Dua, Bali, di sela-sela rangkaian acara KTT G20. BNBR dan Envision akan bekerjasama dalam pengembangan net zero emission industrial park pertama di Indonesia, yang meliputi rangkaian pemrosesan green battery material, pengembangan green energy power, dan pemanfaatan serangkaian teknologi berbasis AIoT untuk menjalankan fasilitas yang ada di industrial park tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) bersama Envision Group menandatangani Head of Agreement (HoA) pada Ahad (13/11/2022), untuk melanjutkan rencana kedua perusahaan membangun kerja sama dibidang industri ramah lingkungan.

Penandatanganan dilakukan oleh Presiden Direktur & CEO BNBR, Anindya N Bakrie dan Founder & CEO Envision, Lei Zhang di Nusa Dua, Bali di sela-sela rangkaian acara KTT G20. Kedua pihak bermaksud menjajaki prospek pengembangan teknologi industri net zero dan berpotensi untuk membangun Net Zero Industrial Park yang pertama di Indonesia dan akan berlokasi di wilayah Sulawesi Tengah.

Baca Juga

Acara tersebut disaksikan secara langsung oleh Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia dan Gubernur Sulawesi Tengah, H Rusdy Mastura.

Anindya menyatakan, perjanjian tersebut memungkinkan kedua perusahaan untuk bersama mengeksplorasi pengembangan proyek-proyek energi terbarukan. Termasuk memanfaatkan tenaga angin, surya, amonia hijau dan hidrogen hijau, hingga rangkaian penggunaan hilirnya serta pengembangan sistem penyimpanan energi.

“Kami melihat kemungkinan pengembangan solusi digital Net Zero di Indonesia, dengan memanfaatkan sistem yang telah dibuat oleh pihak Envision Digital secara komprehensif”, kata Anindya Bakrie.

Seperti diketahui, melalui anak usaha rintisan VKTR, BNBR tengah berupaya membangun elektrifikasi transportasi yang terintegrasi, serta ekosistem baterai EV di Indonesia.

Jaringan tersebut akan terdiri dari baterai untuk EV, EV-Bus, EV-Car, EV-Motorcycle, EV-Infrastructure, dan daur ulang baterai. BNBR juga berencana untuk membangun kapasitas rantai pasok baterai secara lengkap dari hulu hingga hilir, yang akan dijalankan dengan tetap menerapkan protokol ESG yang ketat.

“Bersama Envision kami berharap dapat meningkatkan keamanan pasokan unit nikel dan bahan baku lainnya, terus memperluas kapasitas konversi nikel sulfat, memproduksi baterai secara mandiri, dan pada akhirnya dapat juga memproduksi pCAM dan CAM secara mandiri di Indonesia," katanya menambahkan.

Envision Group dikenal di dunia industri sebagai perusahaan teknologi hijau terkemuka dunia dan penyedia teknologi Net Zero. Perusahaan yang berkantor di Amerika Utara, Eropa, dan Asia ini konsisten mempromosikan angin dan matahari sebagai pengganti batubara, serta baterai dan bahan bakar hidrogen sebagai pengganti minyak bumi, dan AIoT sebagai jaringan baru.

Envision juga menyebut Net Zero Industrial Park sebagai infrastruktur baru dan ekosistem teknologi Net Zero sebagai industri baru, yang pada akhirnya akan dapat membantu menciptakan dunia tanpa emisi atau Net Zero World.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement