Ahad 13 Nov 2022 11:39 WIB

SMAN 2 Depok Buat Program Chandle, Program Apa Itu?

Upaya meminimalisir bentuk diskriminasi dan intoleransi warga sekolah.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Komitmen Cadisdik Wilayah II Jabar dalam menghadirkan toleransi di lingkungan belajar tersebut, dengan hadirnya program
Foto: Istimewa
Komitmen Cadisdik Wilayah II Jabar dalam menghadirkan toleransi di lingkungan belajar tersebut, dengan hadirnya program "Chandle" yang diinisiasi oleh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Depok. Chandle, memiliki makna Christian SMADA People yang diikuti oleh Rohkris atau Rohani Kristen .

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat melalui Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah II Jawa Barat (Jabar) berupaya membentengi warga sekolah. Langkah ini agar mereka terbebas dari segala bentuk diskriminasi dan intoleransi. 

Menurut Kepala Cadisdik Wilayah II Jabar, Otin Martini, cara membentenginya dengan menciptakan lingkungan belajar yang demokratis, menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

Otin mengatakan, penting bagi setiap sekolah  memfasilitasi setiap pemeluk agama tanpa adanya diskriminasi. Hal ini juga sesuai dengan amanat Undang Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional atau UU Sisdiknas.

"Dari pemeluk agama yang mayoritas hingga pemeluk agama minoritas memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesempatan dan fasilitas dalam menunjang kegiatannya di sekolah," kata Otin Martini.

Menurutnya, komitmen Cadisdik Wilayah II Jabar dalam menghadirkan toleransi di lingkungan belajar tersebut salah satunya ditunjukan dengan hadirnya program "Chandle" yang diinisiasi oleh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Depok. Chandle, memiliki makna Christian SMADA People yang diikuti oleh Rohkris atau Rohani Kristen di sekolah tersebut.

"Salah satu contoh pengimplementasian dari keadilan dalam kegiatan keagamaan di sekolah adalah dengan adanya program Chandle," katanya. 

Otin memastikan, upaya meminimalisir bentuk diskriminasi dan intoleransi tidak hanya dilakukan di SMAN 2 Depok. Otin pun mendorong sekolah lainnya yang berada di lingkungan Cadisdik Wilayah II Jabar yaitu meliputi Kota Bogor dan Depok agar melakukan hal serupa.

"Chandle merupakan tempat bagi siswa-siswi SMAN 2 Depok yang berumat Kristen dan Katolik untuk bersekutu, beribadah, menjalin kasih dan persahabatan," katanya. 

Sementara menurut Kepala Sekolah SMAN 2 Depok Wawan Ridwan, ada berbagai kegiatan keagamaan pada di lingkungan sekolah yang dia bina dan telah berlangsung sejak lama. Di antaranya, seperti Rohis (rohani Islam), marawis dan program Chandle.

Khusus program Chandle, menurut Wawan adalah wadah bagi siswa dan siswi beragama Kristen dan Katolik yang tidak hanya mengikat pada satu angkatan saja.Dalam berbagai kesempatan, Program Chandle kerap kali terhubung dengan para senior yang telah lulus untuk memberikan bimbingan.

"Pada beberapa kegiatan bahkan sering terjadi sinergi dan kolaborasi antara Chandle dan Rohani Islam. Ini juga bukti tingginya toleransi di SMAN 2 Depok," kata Wawan. 

Toleransi agama warga sekolah di SMAN 2 Depok juga tampak dari formasi ketua dan wakil ketua Majelis Pewakilan Kelas (MPK). Di mana Ketua MPK di SMAN 2 saat ini diketuai oleh siswa beragama muslim sementara wakil ketua adalah non muslim.

Dikatakannya pula, bahwa tahun sebelumnya siswa non muslim hanya sekitar 35 orang di SMAN 2 Depok Sedangkan untuk tahun ajaran ini, meningkat hingga 66 orang. 

"Keseluruhan siswa non muslim saat ini 160 anak dari berbagai kelas. Dan kami mengatur penjadwalan pelajaran agamanya juga kegiatan pendukung lainnya," katanya.

Pada program Chandle ini, kata dia, teradapat sejumlah kegiatan keagamaan yang rutin digelar, baik itu secara harian, mingguan, bulanan hingga tahunan. Untuk harian, digelar kegiatan SaTe atau Saat Teduh, mingguan yaitu kegiatan PJ atau persekutuan Jumat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement