Jumat 11 Nov 2022 19:37 WIB

Makmur, Paket Komplet Tingkatkan Kesejahteraan Petani di Karawang

Petani padi senang dengan konsep pendampingan yang diberikan PIP dan Pupuk Kujang.

Rep: Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri BUMN Erick Thohir melaksanakan panen padi di lahan milik petani yang mengikuti program Makmur di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Foto: Dok Pupuk Kujang
Menteri BUMN Erick Thohir melaksanakan panen padi di lahan milik petani yang mengikuti program Makmur di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, Encum Nurhidayat, SP masih mengingat dengan jelas. Pada awal 2021, Koperasi Pandawa Putra Tani digandeng PT Pupuk Indonesia Pangan (PIP) dan PT Pupuk Kujang sebagai mitra program Makmur. Menurut dia, sebenarnya koperasi yang diketuainya sudah menjalankan program Agro Solution, sebagai cikal bakal lahirnya Makmur yang diluncurkan Menteri BUMN Erick Thohir.

Namun, karena tawaran yang datang sangat menarik bagi masa depan petani, Encum pun menyanggupinya. Sebagai ketua koperasi, ia selama ini menyadari, kehidupan para petani di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, memang belum beranjak baik. Masalah demi masalah masih menghimpit petani.

Mulai kesulitan mendapatkan pasokan pupuk hingga harga jual gabah tiba-tiba anjlok ketika musim panen tiba, menjadi satu dari sekian persoalan yang dihadapi para petani. Meski para petani sudah terkoordinasi di bawah sebuah koperasi, namun Encum masih menyaksikan sendiri, banyak di antara mereka yang bernasib kurang beruntung.

Para petani kadang tidak punya pilihan selain menjual kepada tengkulak. Hal itu lantaran kadang mereka harus segera menjual hasil panen agar bisa mendapatkan pemasukan untuk membayar utang sebagai modal tanam di awal. Dengan berbagai fakta miris seperti itu, Koperasi Pandawa Putra Tani menerima dengan tangan terbuka ketika petugas PIP dan Pupuk Kujang mencoba menjadikan mereka sebagai mitra baru.

Akhirnya, disepakati jika koperasi berposisi sebagai collector agent yang menjadi wadah bagi para petani padi, yang ingin mendapatkan manfaat program Makmur. Koperasi Pandawa Putra Tani pun dengan cepat menerima tawaran dari kedua perusahaan di bawah Pupuk Indonesia Holding Company tersebut untuk bergabung ke dalam program Makmur.

Menurut Encum, misi PIP dan Pupuk Kujang mencoba menggandeng para petani di kawasan Karawang untuk meningkatkan kesejahteraan sang ujung tombak penyedia makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Apalagi, selama ini, Karawang dikenal sebagai lumbung padi. Sehingga nasib petani juga harus lebih baik di saat ekonomi negara membaik.

Setelah terjadi dialog dan diskusi dengan para petani, Encum merasa tertarik dengan konsep yang ditawarkan. Karena perseroan juga mau sekaligus menjadi pihak pembeli (offtaker) ketika padi memasuki musim panen. Apalagi, ada fasilitas kredit pinjaman lunak yang ditawarkan, meski harus dengan jaminan. "Program ini sesuai dengan cita-cita koperasi kami membentuk ekonomi kerakyatan," jelas Encum saat berbincang dengan Republika, belum lama ini.

Menurut Encum, petani yang terdaftar dalam program Makmur bisa mendapat berbagai macam keuntungan. Selain jaminan pasokan pupuk, sambung dia, koperasi juga menjalin kemitraan dengan pembeli dari luar daerah. Satu hal lagi, petani tidak akan pernah merasakan ditipu calo pupuk yang menjual merek abal-abal.

Keuntungan lain yang didapat, sambung dia, setiap hasil panen para petani sudah terjamin dibeli sesuai ketentuan dan tidak di bawah harga pasar. Karena manfaat yang diberikan dirasakan para petani, kini setidaknya 200 orang sudah bergabung di bawah naungan Koperasi Pandawa Putra Tani.

Encum menuturkan, para petani binaan yang menggarap lahan di Kecamatan Pedes, Cibuaya, dan Cilebar, Kabupaten Karawang, kini bisa lebih fokus dalam menggarap lahan. Semua kebutuhan mereka sudah tersedia hingga para petani hanya perlu menjaga supaya hasil panen padi berkualitas. "Dari dulunya luas garapan anggota koperasi cuma 80 hektare, kini menjadi 200 hektare," kata Encum.

Dia menjelaskan, bertambahnya jumlah petani yang tertarik memanfaatkan program Makmur lantaran mereka mendapatkan manfaat langsung dari hulu ke hilir. Di antaranya, pasokan bibit unggul, pendampingan dari penyuluh, pasokan pupuk kualitas tinggi, hingga ketika masa panen tiba sudah ada pembeli. Dengan sistem seperti itu maka risiko kerugian yang diderita petani bisa diminimalkan.

Pun jika ada petani yang membutuhkan tambahan modal, sambung dia, mereka mendapat fasilitas untuk mengajukan kredit usaha rakyat (KUR) BRI maupun fintech dengan bunga terjangkau yang sudah menjalin kerja sama. Dengan berbagai kemudahan akses yang didapat membuat para petani menjadi lebih semangat dalam menjalankan kegiatannya di sawah.

Hal itu karena dari hasil hitung-hitungan panen, sudah bisa ditebak kalau mereka bakal mendapatkan keuntungan dibandingkan ketika harus menggerap lahan secara sendiri-sendiri. "Kita semua diperkenalkan ekosistem pendukung terkait teknologi mulai saat tanam, panen, pascapanen, hingga di-back up asuransi," kata Encum.

Dia menuturkan, jika dulu petani tidak terorganisasi dengan baik maka hadirnya program Makmur seolah menjawab keresahan mereka. Encum menjelaskan, sangat mudah dijumpai jika pada musim tanam, dulunya pemilik lahan kerap kesulitan mendapatkan pupuk dan pestisida. Selain stok terbatas, juga kadang di pasaran muncuk pupuk abal-abal. Sekarang, berbagai hambatan itu sudah tidak lagi dialami petani di Kabupaten Karawang.

"Petani di bawah Koperasi Makmur sudah memakai pupuk premium. Kita pakai PIP dan Pupuk Kujang nonsubsidi sambil memperkenalkan ke petani agar mandiri, tak terlalu menggantungkan kebutuhan kepada pupuk subsidi, yang oleh pemerintah jumlahnya mulai kurangi," ucap Encum yang selain sebagai petani, juga menjadi penyuluh swadaya pertanian.

Encum pun membagikan pengalaman terjadi perubahan luar biasa dalam kehidupan petani yang mengikuti program Makmur. Dia menyampaikan, Koperasi Pandawa Putra Tani sudah menjalin kerja sama dengan badan usaha milik daerah (BUMD) DKI bidang pangan, yaitu PT Food Station. Sehingga petani yang bergelut di sawah sudah mendapat kepastian untuk mendapatkan harga jual lebih baik ketika panen.

"Kami punya pasar tetap. Selain kami konsumsi sendiri dan memasok kebutuhan Karawang, kami juga jual ke luar daerah, ada pasar tetap juga di Jakarta," kata Encum. Dengan sistem yang baru berjalan selama dua tahun terakhir, ia mendapati, para petani yang menjadi anggota koperasi mendapatkan hasil panen lebih baik.

Dia mencontohkan, Haji Muktar yang menanam benih padi dengan memakai Pupuk NPK Kujang pernah sampai menghasilkan panen mencapai 9,3 ton padi per hektare. Encum sempat tidak percaya dengan capaian tersebut, namun setelah dihitung faktanya seperti itu. Ada pula petani yang sanggup menghasilkan panen padi sampai 8,4 ton per hektare.

Encum menyebutkan, rata-rata petani yang tergabung di dalam Koperasi Pandawa Putra Tani bisa menghasilkan panen tujuh sampai delapan ton per hektare. Angka itu sudah tergolong bisa menghidupi para petani yang bisa tiga kali panen dalam setahun. "Ini semua terjadi karena kami difasilitasi diberi benih begus, disuplai pestisida, pupuk premium," kata Encum yang sehari-hari menjadi penyuluh pertanian swadaya.

Dia pun senang dengan konsep pendampingan yang diberikan PIP dan Pupuk Kujang kepada para petani padi. Setidaknya semua anggota koperasi kini bisa hidup lebih sejahtera. Keuntungan lain yang didapatkan misalnya, ketika petani sekarang mendapatkan bantuan untuk bisa menggunakan teknologi drone dalam menyemprot pestisida sebagai langkah pencegahan penyebaran hama.

Menurut Encum, dengan menggunakan drone, penyemprotan pestisida untuk area tanam padi satu hektare dapat dilakukan dalam waktu 10 menit. Jika menggunakan langkah konvensional, sambung dia, maka pekerjaan itu membutuhkan dua orang pekerja dengan biaya Rp 125 ribu per hari alias harus mengeluarkan uang Rp 250 ribu. "Kita didukung teknologi, kita bisa menghemat pengeluaran dan bisa santai saat melakukan musim tanam. Saya pelaku dan saksi," kata Encum menegaskan.

Pak Ita (63), petani padi di Desa Dongkal, Kecamatan Pedes, mengatakan, banyak manfaat yang didapatkan ketika bergabung dalam program Makmur. Dia mengaku, petani seperti dirinya merasa memiliki tanggung jawab setelah mengambil paket tawaran program Makmur.

Hal itu lantaran petani mendapatkan bantuan permodalan bagi yang membutuhkan, mendapatkan jaminan pasokan pupuk dan pestisida, serta ketika panen sudah ada yang membeli gabah dengan harga terbaik. Enaknya, PIP maupun Pupuk Kujang berkenan membeli gabah kering panen (GKP) di angka Rp 4.800 per kilogram (kg), yang angka itu jauh di atas tengkulak di bawah Rp 4.000 per kg.

"Tapi pertanggungjawabannya harus ada jaminan. Baru setelah panen gabah diambil sama dia, kita banyak keuntungan dan tidak lagi jual beli dengan tengkulak yang membeli dengan harga seenaknya,' kata Pak Ita.

Dia membagikan pengalaman, petani di daerahnya membutuhkan biaya sekitar Rp 10 jutaan per hektare untuk modal tanam. Dana itu digunakan mulai proses menanam padi sampai panen. Ketika hasil panen dibeli oleh PIP maka uang yang didapat bisa digunakan untuk mencicil utang.

Pak Ita juga menceritakan banyak kendala yang dialami petani ketika mulai menanam bibit sampai pascapanen. Beruntung, petani yang bergabung dalam program Makmur mendapatkan bantuan pendampingan hingga risiko gagal panen tidak sampai terjadi. "Ada serangan wereng, ulat, kupu-kupu, sampai padi putih. Hama tikus ada, gak gampang. Perlu penyemprotan, pemupukan, kendala banyak," kata Pak Ita.

Solusi bagi petani

Pupuk Indonesia Holding Company menyatakan, program Makmur merupakan program strategis perseroan yang harus dijalankan di seluruh anak perusahaan, termasuk Pupuk Kujang. Menurut Manager Program Makmur Pupuk Kujang, Muhammad Yudi Prasetyo, program yang baru berjalan dua tahun tersebut ditujukan untuk menghadirkan solusi terbaik bagi persoalan petani dari hulu ke hilir.

Dia menuturkan, melalui program Makmur, petani diberikan pendampingan intensif saat melakukan budidaya pertanian berkelanjutan. Tak sampai di situ, kata dia, petani juga dimudahkan dengan pengarahan rantai pasok yang didukung teknologi.

Pendampingan kepada petani dimulai sebelum mulai tanam. Yudi mengatakan, agronom Pupuk Kujang datang melakukan riset tanah untuk menentukan formula nutrisi tanaman yang cocok. Setelah itu, petani didampingi untuk meningkatkan hasil panen agar mendapatkan keuntungan maksimal.

Jika petani terkendala modal, dia melanjutkan, Pupuk Kujang membantu menyediakan akses ke perbankan BUMN untuk mendapat bantuan modal usaha tanpa melalui proses berbelit-belit. Setelah modal dikucurkan, kata Yudi, petani bisa membeli pupuk berkualitas yang mampu meningkatkan hasil tani.

"Selanjutnya, petani didampingi dalam riset dan upaya pencegahan penyakit hingga hama perusak tanaman. Untuk mencegah petani rugi, lembaga asuransi akan melindungi tanaman mereka," ujar Yudi. Dia menambahkan, perseroan juga menghubungkan petani dengan pembeli.

Dalam program Makmur, Yudi menjamin, Pupuk Kujang menghadirkan perusahaan yang sanggup membeli (offtaker) hasil panen petani dalam jumlah besar. Adapun harga pembelian ditetapkan dari hasil diskusi antara petani dan pembeli disesusuaikan harga pasar atau yang berlaku saat ini. Dengan begitu, semua pihak yang terlibat merasa diuntungkan.

Yudi memaparkan, total program Makmur hingga pertengahan 2022, sukses dilaksanakan di lahan seluas 140.108 hektare (ha) dari target 250 ribu ha. Tidak hanya padi di lahan seluas 26.867 ha, program tersebut juga mencakup komoditas jagung di lahan 17.298 ha, sawit 58.705 ha, tebu 33.044 ha, hortikultura 1.918 ha, dan perkebunan rakyat 2.277 hektare.

Yudi mengeklaim, program Makmur sukses meningkatkan produktivitas padi rata-rata 32,73 persen menjadi sekitar 7,7 ton per ha dari yang sebelumnya 5,8 ton ha. Sementara itu, untuk  komoditas jagung meningkat rata-rata 37,47 persen menjadi 7,7 ton per ha dari sebelumnya 5,6 ton per ha.

"Petani yang mengikuti program Makmur juga tercatat pendapatan atau keuntungannya meningkat, sebagai contoh petani padi meningkat hingga 51,11 persen penghasilannya, dan petani jagung meningkat hingga 54,16 persen," ucap Yudi mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement