Sabtu 12 Nov 2022 01:20 WIB

Jokowi Kecewa Situasi di Myanmar Semakin Memburuk  

Jokowi menilai tidak ada progres yang signifikan dari implementasi 5PC.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
 Presiden Indonesia Joko Widodo (kanan) dan Sultan Brunei Haji Hassanal (kiri) menghadiri upacara pembukaan KTT ke-40 dan ke-41 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan KTT Terkait di Phnom Penh, Kamboja, 11 November 2022. Kamboja menjadi tuan rumah KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 dan KTT Terkait dari 10 hingga 13 November 2022.
Foto: EPA-EFE/KITH SEREY
Presiden Indonesia Joko Widodo (kanan) dan Sultan Brunei Haji Hassanal (kiri) menghadiri upacara pembukaan KTT ke-40 dan ke-41 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan KTT Terkait di Phnom Penh, Kamboja, 11 November 2022. Kamboja menjadi tuan rumah KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 dan KTT Terkait dari 10 hingga 13 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti situasi di Myanmar yang semakin memburuk. Dalam keterangannya kepada awak media di sela penyelenggaraan KTT ASEAN Kamboja, Jumat (11/11/2022), Jokowi menyampaikan kekecewaannya karena tidak adanya progres yang signifikan dari impelementasi konsensus lima poin (5PC) oleh junta militer Myanmar.

“Indonesia sangat kecewa dengan situasi Myanmar yang semakin buruk, tidak adanya progres yang signifikan dari implementasi 5PC sekaligus kita tidak melihat adanya komitmen dari junta militer untuk mengiplementasikannya,” ujar Jokowi, dikutip dari siaran pers Istana.

Baca Juga

Menurut Jokowi, situasi di Myanmar itupun tidak boleh menganggu perjalanan dan kerja sama ASEAN.

“Indonesia mempertegas posisinya untuk tidak memperbolehkan non-political representation dalam KTT ASEAN dan pertemuan tingkat menteri luar negeri. Indonesia juga mengusulkan hal serupa diberlakukan di luar pertemuan tingkat menteri luar negeri,” ungkap Jokowi.

Jokowi pun menegaskan, Indonesia tetap berkomitmen untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar. Indonesia juga mendorong ASEAN untuk segera melakukan engagement dengan seluruh stakeholders di Myanmar dan melakukan dialog.

“Indonesia juga menyerukan untuk segera menghentikan segala tindak kekerasan di Myanmar,” jelas Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement