Kamis 10 Nov 2022 19:19 WIB

Guru Besar Unkris Prof Gayus Lumbuun Ingatkan Rektor Baru tak Bermental Kepiting

Memilih sosok tepat untuk menjadi rektor, termasuk di Unkris, bukan persoalan mudah.

Guru Besar Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Prof Gayus Lumbuun (tiga dari kiri) berpose bersama bersama Rektor Unkris Dr Ir Ayub Muktiono, M.SIP, CiQar beserta istri dan jajaran wakil rektor (warek) sesuai pelantikan Rektor dan Wakil Rektor Unkris periode 2022-2026 yang digelar secara luring di Gedung Rektorat Unkris, Kamis (10/11/2022).
Foto: Dok. Unkris.
Guru Besar Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Prof Gayus Lumbuun (tiga dari kiri) berpose bersama bersama Rektor Unkris Dr Ir Ayub Muktiono, M.SIP, CiQar beserta istri dan jajaran wakil rektor (warek) sesuai pelantikan Rektor dan Wakil Rektor Unkris periode 2022-2026 yang digelar secara luring di Gedung Rektorat Unkris, Kamis (10/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Prof Gayus Lumbuun mengingatkan agar jajaran pimpinan Unkris tidak memiliki crab mentality atau mental kepiting. Mental persaingan yang tidak sehat ini hanya akan membuat Unkris mengalami hambatan dalam mencapai tujuan menuju Kampus Unggul 2025.

Menurut Prof Gayus, mental kepiting sangat berbahaya dan sangat merugikan orang lain.

“Kepiting memiliki sifat terus bergerak dan selalu ingin maju. Tetapi berdasarkan riset, binatang ini memiliki sifat kurang baik, yakni selalu menghalang-halangi pihak lain yang ingin meraih kesuksesan. Oleh karena itu, saya benar-benar berpesan agar rektor dan jajaran pimpinan lainnya menjauhi sifat crab mentality ini agar Unkris terus mengalami kemajuan,” kata Prof Gayus saat menghadiri pelantikan Rektor dan Wakil Rektor Unkris periode 2022-2026 yang digelar secara luring di Gedung Rektorat Unkris, Kamis (10/11/2022).

Pelantikan terhadap Dr Ir Ayub Muktiono, M.SIP, CiQar sebagai rektor, Dr. Ismail Razak, SE, M.Si sebagai wakil rektor (warek) 1, Dr. H. Suwanda, ST, MT sebagai warek 2, dan Dr Parbuntian Sinaga, SH.MH sebagai warek 3 untuk periode kepemimpinan 2022-2026 tersebut dilakukan oleh Ketua Yayasan Unkris Amir Karyatin SH disaksikan oleh jajaran pengurus yayasan dan pembina yayasan Unkris.

Prof Gayus mengakui, memilih sosok yang tepat untuk menjadi rektor bukanlah persoalan mudah. Ada banyak hal yang harus menjadi pertimbangan yayasan maupun dewan pembina yayasan dalam menentukan rektor. Sebab sebagai presidennya universitas, rektor merupakan pejabat yang bakal mengemban tugas yang sangat berat.

“Saya mengilustrasikan pandangan saya bahwa menentukan pejabat rektor itu seperti kita menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat atau the right man on the right place,” jelas Prof Gayus.

Dalam filosofi the right man on the right place, kata Prof Gayus, ada tiga hal yang menjadi dasar orang akan berhasil dalam menjalankan tugasnya. Yakni memiliki kemampuan besar, mempunyai keahlian, dan memiliki integritas tinggi. Tentu dalam menjalankan masa kepemimpinannya, tidak akan terlepas dari pikiran yang tidak baik yang datang dari internal maupun eksternal.

Kepada Rektor, Prof Gayus berpesan agar dalam menjalankan tugas selalu berpegang pada tiga prinsip. Pertama, bagaimana bisa membahagiakan orang lain, dalam arti kata jangan menimbulkan ketidaksukaan orang lain, dan tidak membuat ulah yang mengganggu rekan kerja atau stafnya. “Saya berharap rektor bisa melakukan konsolidasi internal. Karena perpecahan sering terjadi akibat kurang solidnya antarpimpinan maupun antardosen,” jelasnya.

Kedua adalah melaksanakan tugas dengan tanggung jawab secara penuh dan siap diganti jika melakukan kesalahan. “Ini merupakan bagian dari rasa tanggung jawab kita, siap dipindah atau siap diganti,” tegas Prof Gayus.

Ketiga, sambung Prof Gayus, terus meningkatkan skill dengan tepat. "Dalam arti apa yang bisa dijalankan selama masa kepemimpinan, sesuai dengan bidangnya."

Menyinggung tahun politik, Prof Gayus meminta agar rektor juga berhati-hati menanggapi permintaan siapapun yang ingin masuk ke kampus dengan membawa bendera parpol. Sebab selain kampus harus bebas dari politik praktis, kehadiran warna bendera parpol hanya akan membawa perpecahan di lingkungan kampus.

Diakui Prof Gayus, salah satu kendala yang banyak djumpai pemimpin adalah perasaan jenuh baik dari diri sendiri, maupun lingkungan yang dipimpin. Kejenuhan tersebut perlu diobati, direcovery, dan ditreatment. “Saya sarankan untuk bikin coffe break secara rutin bisa tiap Jumat, atau sebulan sekali, bisa juga dengan wisata. Dan ini sudah mulai dilakukan Unkris,” ucapnya.

Sebelumnya, Dr Ayub Muktiono sempat menjabat sebagai pejabat antar waktu (PAW) rektor Unkris selama dua tahun, melanjutkan masa kepemimpinan rektor sebelumnya yakni Dr Abdul Rivai.

Dr Ayub dipilih dengan suara bulat oleh yayasan dan pembina yayasan untuk melanjutkan masa kepemimpinannya hingga 2026 dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya adalah banyaknya kemajuan yang dicapai Unkris dalam dua tahun terakhir ini baik dari segi prestasi, kerja sama antarlembaga, kemitraan dengan dunia industri, maupun jumlah mahasiswa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement