Rabu 09 Nov 2022 16:09 WIB

Staf Khusus Presiden: Perusahaan Rugi Jika tidak Masuk Pasar Halal

Pengeluaran untuk produk dan layanan halal 184 miliar dolar AS pada 2020.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Pengunjung melihat produk asesoris bersertifikasi halal yang dipajang dalam pameran Malang Islamic Movement di Mall Dinoyo City Malang, Jawa Timur, Kamis (2/12/2021). Kegiatan tersebut diadakan sebagai upaya mendorong pelaku UMKM untuk meningkatkan daya saing produk halal buatannya sehingga mampu memiliki akses yang kuat di pasar domestik maupun ekspor. Staf Khusus Presiden: Perusahaan Rugi Jika tidak Masuk Pasar Halal
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Pengunjung melihat produk asesoris bersertifikasi halal yang dipajang dalam pameran Malang Islamic Movement di Mall Dinoyo City Malang, Jawa Timur, Kamis (2/12/2021). Kegiatan tersebut diadakan sebagai upaya mendorong pelaku UMKM untuk meningkatkan daya saing produk halal buatannya sehingga mampu memiliki akses yang kuat di pasar domestik maupun ekspor. Staf Khusus Presiden: Perusahaan Rugi Jika tidak Masuk Pasar Halal

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Ekonomi dan Keuangan Lukmanul Hakim menyebut rugi perusahaan yang tidak mau masuk pasar halal. Hal ini ia sampaikan menyusul sejumlah prediksi dan bukti yang menunjukkan peningkatan pasar halal dalam beberapa tahun mendatang.

"Dari 229 juta penduduk Muslim di Indonesia pada 2020, pengeluaran untuk produk dan layanan halal tercatat mencapai 184 miliar dolar AS. Akan rugi (perusahaan) jika tidak masuk dalam dunia halal," ucap dia dalam kegiatan penganugerahan Top Halal Award 2022 oleh IHATEC, Rabu (9/11/2022).

Baca Juga

Pemerintah Indonesia disebut telah mencanangkan pada 2024 harus sudah menjadi pusat industri halal dunia. Hal ini penting, karena Indonesia sudah mengenal halal sejak lama, namun posisi dalam perdagangan halal dunia belum menggembirakan dan lebih dominan menjadi pasar dibanding sebagai negara ekspor.

Terkait pengahrgaan Top Halal Award 2022 ini, ia menyebut merupakan salah satu gerakan yang menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia memiliki produk halal unggulan. Dalam peta jalan menuju pusat industri halal dunia, hal-hal seperti ini penting untuk menunjukkan produk unggulan dalam negeri.

"Dalam roadmap Indonesia menuju pusat industri halal dunia, salah satunya adalah produk unggulan halal Indonesia. Ketika bicara kita ke luar negeri, ke eropa dan lain-lain, Malaysia, Singapura, Vietnam dan Thailand sudah ada halal top brandnya, tapi jarang menemukan produk andalan Indonesia untuk halal," ujarnya.

Saat ini, ekonomi syariah dan industri halal menjadi bagian inti dari kebijakan pemulihan ekonomi negara pasca pandemi. Dengan ekonomi global yang juga penuh keitdakpastian, pemerintah Indonesia melihat keberadaan dua hal ini menjadi peluang yang paling bagus.

Salah satu alasan yang mendorong keputusan tersebut adalah dari perdagangan halal di dunia, yang terus mengalami peningkatan. Lukmanul Hakim menyampaikan, total pengeluaran Muslim global pada 2022 tumbuh 9,1 persen dan pada 2025 diprediksi mencapai 2,8 triliun dolar AS.

Tidak hanya itu, ia menyebut Bank Indonesia (BI) dalam Indonesia Halal Markets Report 2021-2022 mencatat potensi kontribusi ekonomi syariah sekitar 5,1 miliar trhadap PDB Indonesia. Bank Indonesia juga menyebut akan ada peningkatan 7,5 persen pada 2023.

"Ini adalah poptensi yang tidak boleh diabaikan. Indonesia akan jadi target pasar dunia, yang mana produk apapun dari negara manapun ada di Indonesia. Indonesia bukan negara Islam atau agama, tapi religious," lanjut dia.

Kepada perusahaan yang meraih penghargaan Top Halal Award 2022, Lukmanul menitip pesan agar terus menjaga kepercayaan yang telah diberikan masyarakat. Sekali saja gagal menjaga kepercayaan tersebut, bisa dipastikan perusahaan akan gagal.

"Pentingnya komitmen halal di semua lini, karena Indonesia sebagai negara yang sangat religius, sangat sadar dengan halal. Adanya penghargaan ini berarti menunjukkan anda berada dalam posisi top atau maksimal," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement