Rabu 09 Nov 2022 15:04 WIB

Blatter: Penunjukan Qatar Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia Sebuah Kesalahan

Qatar dinilai terlalu kecil untuk menggelar event sebesar Piala Dunia.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter.
Foto: REUTERS/Ruben Sprich
Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter.

REPUBLIKA.CO.ID, BERN -- Mantan Presiden Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), Sepp Blatter, mengungkapkan penyesalannya dalam penunjukan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Salah satu negara Arab itu dinilai terlalu kecil untuk menggelar event sebesar Piala Dunia.

Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dalam rapat Komite Eksekutif FIFA pada 2010 silam. Saat itu, Qatar mampu mengungguli Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat dalam voting yang dilakukan anggota Komite Eksekutif FIFA dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022.

Baca Juga

''Buat saya, penunjukan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah sebuah kesalahan. Negara itu terlalu kecil. Sepak bola dan Piala Dunia telalu besar. Itu adalah sebuah kesalahan dan, sebagai Presiden FIFA saat itu, saya ikut bertanggung jawab,'' ujar Blatter dalam wawancara dengan media asal Swiss, Tages Anzeiger, seperti dilansir Associated Press, Rabu (9/11/2022).

Dari segi luas wilayah, Qatar memang menjadi negara terkecil penyelenggara Piala Dunia sejak gelaran Piala Dunia 1954, yang digelar di Swiss. Sejak resmi ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar memang langsung bergerak dengan membangun infrastrukur utama, seperti stadion.

Setidaknya lima stadion baru dibangun di sejumlah kota besar di Qatar demi menyambut gelaran Piala Dunia 2022. Pun dengan renovasi besar-besaran stadion yang telah ada. Piala Dunia 2022, yang bakal dihelat dalam waktu kurang dua pekan lagi tersebut, akan digelar di delapan stadion.

Sejumlah kritik pun mengiringi proses persiapan Qatar dalam menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Mulai dari dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) para pekerja migran yang membangun infrastruktur tersebut, hingga sorotan soal minimnya pengakuan hak-hak LBTQ di Qatar.

Blatter pun mengungkapkan, terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 tidak terlepas dari manuver Presiden UEFA saat itu, Michel Platini. Mantan penggawa timnas Prancis itu dianggap mempengaruhi para pemegang suara dari UEFA untuk memilih Qatar.

Dalam putaran terakhir pemungutan suara untuk tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar memang unggul telak atas Amerika Serikat, 14-8.

''Mereka mungkin harus berterima kasih kepada Platini dan tim UEFA. Sehingga, Piala Dunia 2022 digelar di Qatar, ketimbang di Amerika Serikat. Itu faktanya,'' kata Blatter, yang mengaku memilih Amerika Serikat dalam pemungutan suara tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement