Jumat 04 Nov 2022 20:59 WIB

Sebanyak 80 persen Agen Asuransi Anggap Profesi Hanya Part Time

Agen jadi salah satu indikator meningkatnya penetrasi asuransi jiwa

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Agen asuransi sedang memasarkan produknya (ilustrasi). Di tengah upaya peningkatan penetrasi asuransi, Million Dollar Round Table (MDRT) Indonesia yang merupakan asosiasi agen asuransi independen menilai kehadiran agen diperlukan. Hal ini mengingat sebanyak 80 persen agen asuransi masih memilih menjadikan profesi agen asuransi sebagai pekerjaan part time.
Foto: protekita.com
Agen asuransi sedang memasarkan produknya (ilustrasi). Di tengah upaya peningkatan penetrasi asuransi, Million Dollar Round Table (MDRT) Indonesia yang merupakan asosiasi agen asuransi independen menilai kehadiran agen diperlukan. Hal ini mengingat sebanyak 80 persen agen asuransi masih memilih menjadikan profesi agen asuransi sebagai pekerjaan part time.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah upaya peningkatan penetrasi asuransi, Million Dollar Round Table (MDRT) Indonesia yang merupakan asosiasi agen asuransi independen menilai kehadiran agen diperlukan. Hal ini mengingat sebanyak 80 persen agen asuransi masih memilih menjadikan profesi agen asuransi sebagai pekerjaan part time. 

Mantan Country Chair MDRT Indonesia Miliana Marten mengatakan salah satu solusi dalam mendorong peningkatan penetrasi asuransi jiwa untuk memperbanyak agen asuransi jiwa yang kompeten dalam menawarkan produk asuransi jiwa kepada masyarakat.

“Saat ini memang banyak yang daftar menjadi agen asuransi. Ini jadi concern kami. Apalagi jika mereka akhirnya belum bisa berhasil,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (4/11/2022).

Menurutnya, produk asuransi jiwa itu tidak kelihatan, maka perlu banyak agen yang datang menemui masyarakat untuk menjelaskan kegunaan dan menawarkan produk asuransi. MDRT Indonesia meluncurkan buku Jejak Langkah Para Pemenang. Didasari oleh keinginan yang kuat dari 50 agen asuransi jiwa yang sukses ini, mereka pun secara sukarela mengumpulkan kisah sukses hingga biaya penulisan dan penerbitan buku. 

"Karena kami ingin para agen asuransi jiwa yang baru bergabung bisa mengikuti jalan kesuksesan dari para pendahulu yang sudah sukses. Ini tujuannya untuk memajukan industri asuransi jiwa terutama dalam peningkatan jumlah agen asuransi yang akan berimbas kepada peningkatan masyarakat Indonesia yang memiliki polis asuransi jiwa,” ucapnya.

Sementara itu, Country Chair MDRT Indonesia Dedy Setio  menambahkan jumlah agen asuransi jiwa yang masuk dalam kategori sukses dan berstandar internasional masih sangat minim. Dari total 500 ribu lebih agen yang tersertifikasi AAJI, yang masuk MDRT Indonesia baru 2.600 agen.

"Itu berarti baru 0,4 persen dari total agen asuransi jiwa, dan presentasi terkecil di dunia. Rata-rata agen MDRT berbagai negara itu satu sampai tiga persen dari total agen,” ucapnya.

Menurut Dedy, peningkatan kompetensi agen perlu dilakukan karena ia melihat kesadaran masyarakat global akan pentingnya memiliki polis asuransi kesehatan pribadi dan penyakit kritis meningkat setelah belajar dari pandemi Covid-19.

Dedy menyebut saat ini banyak orang terlena dengan asuransi kesehatan dari perusahaan. Padahal, proteksinya hanya satu hingga dua tahun saja. Sebaliknya, asuransi khusus penyakit kritis atau asuransi pribadi, itu diproteksi dengan limit hingga ratusan juta.

“Ini yang mulai disadari di luar negeri. Kita berharap potensi positif ini juga akan terjadi di Indonesia. Tinggal kita mau ambil peluangnya atau tidak," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement