Kamis 03 Nov 2022 20:05 WIB

Rusia Panggil Dubes Inggris Terkait Klaim Serangan Drone di Krimea

Rusia menganggap Inggris sebagai kekuatan Barat yang sangat jahat.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Seorang pria dengan bendera nasional Rusia berjalan di depan makam Lenin di Lapangan Merah pada hari yang cerah di Moskow, Rusia, Selasa, 11 Oktober 2022. Rusia memanggil duta besar Inggris pada Kamis (3/11/2022) atas klaim bahwa personel angkatan laut Inggris terlibat dalam serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap Armada Laut Hitam Rusia di Krimea.
Foto: AP/Alexander Zemlianichenko
Seorang pria dengan bendera nasional Rusia berjalan di depan makam Lenin di Lapangan Merah pada hari yang cerah di Moskow, Rusia, Selasa, 11 Oktober 2022. Rusia memanggil duta besar Inggris pada Kamis (3/11/2022) atas klaim bahwa personel angkatan laut Inggris terlibat dalam serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap Armada Laut Hitam Rusia di Krimea.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia memanggil duta besar Inggris pada Kamis (3/11/2022) atas klaim bahwa personel angkatan laut Inggris terlibat dalam serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap Armada Laut Hitam Rusia di Krimea. Duta Besar Inggris Deborah Bronnert tiba di Kementerian Luar Negeri Rusia sekitar pukul 10.30 waktu setempat, dan disambut dengan sekelompok kecil pengunjuk rasa yang meneriakkan slogan anti-Inggris dan mengangkat karton bertuliskan "Inggris adalah negara teroris".

Bronnert berada Kementerian Luar Negeri selama sekitar 30 menit. Tidak ada pernyataan langsung dari Rusia atau Inggris tentang rincian pertemuan.

Baca Juga

Rusia menganggap Inggris sebagai kekuatan Barat yang sangat jahat. Menurut Presiden Vladimir Putin, Inggris sedang merencanakan untuk menghancurkan Rusia dan mencuri sumber daya alamnya yang besar.

Setelah Rusia menginvasi Ukraina, Inggris, bersama dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa, memberlakukan beberapa sanksi paling berat dalam sejarah. Mereka juga memasok senjata untuk membantu Ukraina melawan Rusia.

Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya mengatakan, personel angkatan laut Inggris meledakkan pipa gas Nord Stream. Inggris menolak tuduhan itu. Inggris mengatakan, tuduhan itu dirancang untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan militer Rusia di Ukraina.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement