Rabu 02 Nov 2022 17:32 WIB

Pertama Kalinya Uji Coba Rudal Korut Mendarat di Dekat Perairan Korsel

Korut menembakkan satu dari tiga rudal balistik jarak pendek dari pesisir Wonsan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Layar TV menunjukkan file gambar peluncuran rudal Korea Utara selama program berita di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan, Rabu, 2 November 2022. Korea Selatan mengatakan telah mengeluarkan peringatan serangan udara untuk penduduk di sebuah pulau lepas pantai timurnya setelah Korea Utara menembakkan beberapa rudal ke arah laut.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Layar TV menunjukkan file gambar peluncuran rudal Korea Utara selama program berita di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan, Rabu, 2 November 2022. Korea Selatan mengatakan telah mengeluarkan peringatan serangan udara untuk penduduk di sebuah pulau lepas pantai timurnya setelah Korea Utara menembakkan beberapa rudal ke arah laut.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sebuah rudal balistik Korea Utara (Korut) mendarat kurang dari 60 kilometer di lepas pantai Korea Selatan (Korsel) pada Rabu (2/11/2022). Ini adalah pertama kalinya uji coba rudal Korut mendarat di dekat perairan Korsel. Hal ini mendorong Korsel untuk mengeluarkan peringatan serangan udara yang langka dan meluncurkan rudal balasan sebagai protes.

Rudal itu mendarat di luar perairan teritorial Korsel, tepatnya di selatan Garis Batas Utara (NLL) atau perbatasan maritim antar-Korea yang disengketakan. Pesawat-pesawat tempur Korsel menembakkan tiga rudal melintasi NLL sebagai tanggapan. Seorang pejabat mengatakan, senjata yang digunakan termasuk AGM-84H/K SLAM-ER, yang merupakan senjata serangan presisi "stand-off" buatan AS yang dapat terbang hingga 270 kilometer dengan 360 kilogram hulu ledak.

Baca Juga

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan, Korut menembakkan salah satu dari tiga rudal balistik jarak pendek dari daerah pesisir Wonsan ke laut. JCS kemudian menambahkan, sebanyak 10 rudal dari berbagai jenis telah ditembakkan dari pantai timur dan barat Korut. 

JCS mengatakan, setidaknya satu rudal mendarat di sekitar 26 kilometer selatan NLL, kemudian rudal lainnya mendarat di 57 kilometer dari kota Sokcho di pantai timur Korsel, dan satu rudal lagi mendarat di sekitar 167 kilometer dari Pulau Ulleung. Ini adalah pertama kalinya rudal balistik Korut mendarat di dekat perairan Korea Selatan, kata JCS.

"Militer kami tidak akan pernah bisa menolerir tindakan provokatif Korut semacam ini, dan akan menanggapi dengan tegas di bawah kerja sama erat Korea Selatan-Amerika Serikat," kata JCS dalam rilis berita.

Uji coba rudal Korut membuat Korsel mengeluarkan peringatan dan melakukan evakuasi hingga situasi dipastikan aman. Namun seorang penduduk di bagian selatan pulau itu mengatakan mereka tidak menerima peringatan apapun.

"Kami mendengar sirene sekitar pukul 08:55 dan kami semua di gedung itu turun ke tempat evakuasi di ruang bawah tanah. Kami tinggal di sana sampai kami naik ke atas sekitar pukul 09.15 setelah mendengar bahwa proyektil itu jatuh ke laut lepas," kata seorang pejabat daerah Ulleung kepada Reuters.  

Korut telah menguji sejumlah rudal tahun ini. Para pejabat di Seoul dan Washington mengatakan, Korut telah menyelesaikan persiapan teknis untuk melakukan uji coba senjata nuklir pertama kalinya sejak 2017. 

Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korsel mengatakan, peluncuran rudal tersebut menyebabkan beberapa rute udara di atas laut antara Korut dan Jepang ditutup hingga Kamis (3/1/20221) pagi. Seorang juru bicara militer Korsel mengatakan, pihak berwenang sedang menganalisis peluncuran untuk melihat apakah jalur penerbangan rudal itu disengaja atau apakah ada yang keluar jalur.

Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan, pemerintah yakin setidaknya dua rudal balistik telah diluncurkan dari Korut. Satu rudal terbang ke timur dan satu lagi ke tenggara.

Rudal pertama terbang sejauh 150 kilometer ke ketinggian maksimum sekitar 150 kilometer. Sedangkan rudal kedua menempuh jarak 200 kilometer hingga ketinggian maksimum 100 kilometer. Hamada mengatakan, tindakan Korut mengancam perdamaian dan stabilitas Jepang, termasuk kawasan yang lebih luas, serta komunitas internasional yang lebih luas. Hamada mengatakan, Jepang telah mengajukan keluhan dan memprotes tindakan tersebut melalui saluran diplomatik di Beijing.

"Korut telah berulang kali meluncurkan rudal pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan cara baru yang belum pernah kita lihat sebelumnya," kata Hamada.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement