Rabu 02 Nov 2022 16:20 WIB

Netanyahu: Kami Berada Diambang Kemenangan

Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu siap untuk kembali berkuasa.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
 Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: EPA-EFE/JACK GUEZ / POOL
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu siap untuk kembali berkuasa. Dia mengatakan pada Rabu (2/11/2022), kubu sayap kanannya berada di ambang kemenangan pemilu yang gemilang.

"Kami telah memenangkan mosi percaya yang besar dari rakyat Israel. Kami berada di ambang kemenangan yang sangat besar," kata Netanyahu yang tersenyum kepada para pendukungnya di markas pemilihan partai Likud.

Baca Juga

Suara Netanyahu terdengar serak akibat berminggu-minggu berkampanye di seluruh negeri. Dia bersumpah untuk membentuk pemerintah nasional yang stabil, ketika kerumunan menyela dengan membuat yel-yel "Bibi, raja Israel."

Dengan sekitar 70 persen suara telah diterima oleh Komite Pemilihan Pusat Israel, partai Likud yang dipimpin Netanyahu dan sekutu dari kelompok religius dan sayap kanan berada pada posisi mengendalikan mayoritas di parlemen. Sedangkan koalisi Perdana Menteri Yair Lapid yang didukung kelompok kiri-modern tampaknya runtuh.

Penghitungan parsial menunjukkan Netanyahu memimpin blok empat partai telah mengambil 67 dari 120 kursi Knesset. Meski begitu, Netanyahu mengatakan, akan menunggu hasil resmi.

Rekor 12 tahun berturut-turut dari perdana menteri Israel yang paling lama menjabat berakhir pada Juni 2021. Lapid yang berhaluan moderat berhasil menyatukan pemerintahan koalisi liberal, sayap kanan, dan partai-partai Arab. Namun aliansi yang rapuh itu terurai selama satu tahun berjalan.

"Rakyat menginginkan cara yang berbeda. Mereka menginginkan keamanan," kata Netanyahu.

"Mereka menginginkan kekuatan, bukan kelemahan... mereka menginginkan kebijaksanaan diplomatik, tetapi dengan ketegasan," ujarnya.

Pemilihan kelima dalam waktu kurang dari empat tahun didominasi oleh kasus Netanyahu. Dia sedang menghadapi pertempuran hukum yang telah memberi jalan buntu dalam menghalangi sistem politik Israel sejak 2019 dan memperdalam perpecahan antara pendukung dan penentangnya.

Tapi, keberhasilan Netanyahu kali ini tidak bisa lepas dari kelompok pemukim Tepi Barat Itamar Ben-Gvir dan dukungan ultra-nasionalis Religious Zionism. Religious Zionism sekarang ditetapkan menjadi partai terbesar ketiga di parlemen setelah melonjak dari margin politik.

Netanyahu telah mengandalkan dukungan dari Ben-Gvir dan sesama pemimpin sayap kanan Bezalel Smotrich. Hanya saja prospek pemerintah termasuk Ben-Gvir berisiko mengkhawatirkan negara sekutu, termasuk Amerika Serikat. Smotrich adalah mantan anggota Kach, sebuah kelompok di daftar pantauan teroris Israel dan AS dan pernah dihukum karena hasutan rasis.

Dalam upaya nyata untuk menghilangkan ketakutan di luar negeri, Netanyahu mengatakan, pemerintah di bawah kepemimpinannya akan bertindak secara bertanggung jawab. Dia akan menghindari tantangan yang tidak perlu dan memperluas lingkaran perdamaian.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement