Selasa 01 Nov 2022 08:28 WIB

Palestina Sambut Baik Kemenangan Lula di Pemilu Presiden Brasil

Kemenangan Lula diharapkan akan meningkatkan dukungan global untuk Palestina.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
 Mantan presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, yang mencalonkan diri sebagai presiden lagi, berbicara kepada para pendukungnya setelah pemilihan umum ditutup di Sao Paulo, Brasil, Ahad, 2 Oktober 2022. Palestina Sambut Baik Kemenangan Lula di Pemilu Presiden Brasil
Foto: AP/Andre Penner
Mantan presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, yang mencalonkan diri sebagai presiden lagi, berbicara kepada para pendukungnya setelah pemilihan umum ditutup di Sao Paulo, Brasil, Ahad, 2 Oktober 2022. Palestina Sambut Baik Kemenangan Lula di Pemilu Presiden Brasil

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pejabat Palestina menyambut kemenangan Luiz Inácio Da Silva (Lula) dalam Pemilu Presiden melawan Presiden pejawat Brasil Jair Bolsonaro akhir pekan ini. Kemenangan Lula diharapkan akan meningkatkan dukungan global untuk Palestina.

Ahmad al-Deek dari Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan hubungan bilateral antara Brasil dan Palestina mengambil langkah mundur selama masa jabatan Jair Bolsonaro. Ia menyebut adanya pendekatan tidak seimbang Bolsonaro terhadap konflik Palestina-Israel.

Baca Juga

“Da Silva dikenal karena dukungannya terhadap perjuangan Palestina; pandangannya selaras dengan resolusi PBB,” kata Al-Deek dilansir dari The New Arab, Senin (31/10/2022).

Salem Mefreh (65 tahun), mantan wali kota sebuah kota kecil dekat Betlehem, sangat gembira melihat Da Silva memenangkan pemilihan untuk mendukung Palestina. Lula disebut sebagai sosok yang bangkit dari awal yang sederhana dan sekarang memimpin salah satu ekonomi terbesar di dunia.

"Dia adalah pria untuk orang-orang miskin, dan dia mengangkat perekonomian Brasil. Saya berharap orang-orang di sini bisa seperti dia," tambah Mefreh.

Sementara itu, Mustafa Barghouti, pemimpin 'Inisiatif Nasional Palestina, mengatakan kepada TNA bahwa kemenangan pemilihan Da Silva akan meningkatkan dukungan global untuk Palestina dan membuka jalan bagi dunia multi-kutub.

Lula melawan pejawat sayap kanan Jair Bolsonaro dan dengan tipis memenangkan putaran kedua yang memecah-belah pada hari Ahad lalu. Ini akan menjadi masa jabatan ketiganya di usia 77 tahun.

Ketika mantan presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada akhir 2017 dan kemudian memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem pada Mei 2018, Bolsonaro tampaknya mengikutinya, tetapi ia kemudian mundur di tengah kekhawatiran boikot perdagangan. Sebaliknya, Brasil membuka misi dagang di Yerusalem pada Maret 2019.

Pada Ahad lalu, Michele Bolsonaro, istri Presiden pejawat Jair Bolsonaro, tiba di tempat pemungutan suara dengan mengenakan kaus bergambar bendera Israel. "Semoga berkat Tuhan kita tercurah atas Brasil dan Israel," tulisnya di media sosial.

Baru-baru ini, mantan presiden AS Trump mendukung Jair Bolsonaro. "Kepada rakyat Brasil, Anda memiliki peluang besar untuk memilih kembali pemimpin yang fantastis, pria yang fantastis," kata Trump.

Kembalinya Da Silva mengakhiri spekulasi baru bahwa Bolsonaro akan memindahkan kedutaan Brasil dari Tel Aviv ke Yerusalem jika dia memenangkan masa jabatan lagi. "Kemenangan ini mencerminkan kemenangan bagi demokrasi. Kami mengucapkan selamat kepada rakyat Brasil yang memilih keamanan masa depannya dan masa depan kemanusiaan," kata kementerian luar negeri Palestina dalam sebuah pernyataan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement