Senin 31 Oct 2022 12:20 WIB

Mentan Syahrul Jamin Pasokan Beras Aman tak akan Kekurangan!

Mentan Syahrul yakin berdasar data BPS stok hingga April capai 10,15 juta ton.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja membongkar muat karung berisi beras di gudang Perum Bulog Meulaboh, Aceh Barat, Aceh. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, menegaskan, pasokan beras nasional hingga akhir tahun ini dalam kondisi aman. Ia menjamin tidak akan ada kelangkaan apalagi kekurangan.
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Pekerja membongkar muat karung berisi beras di gudang Perum Bulog Meulaboh, Aceh Barat, Aceh. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, menegaskan, pasokan beras nasional hingga akhir tahun ini dalam kondisi aman. Ia menjamin tidak akan ada kelangkaan apalagi kekurangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, menegaskan, pasokan beras nasional hingga akhir tahun ini dalam kondisi aman. Ia menjamin tidak akan ada kelangkaan apalagi kekurangan.

Syahrul menyebut, berdasarkan survei cadangan beras oleh BPS, tercatat  stok beras di masyarakat hingga April 2022 lalu mencapai 10,15 juta ton. Jumlah tersebut, kata Syahrul, masih akan bertambah seiring panen raya yang akan berlangsung pada musim rendeng di sisa waktu tahun ini.

"Puncak panen pertama kita Januari-April, itu 18 juta ton lebih dan panen kedua sekitar Agustus 13 juta ton lebih. Itu setara berasnya 32 juta ton sekian dan yang kita makan kurang lebih 30 juta sekian. Artinya apa? overstok, kita cukup," kata Syahrul dalam pernyataan resminya, Senin (31/10/2022).

Syahrul memaparkan, khusus stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebagai barometer perberasan nasional, saat ini mencapai 43 ribu ton atau meningkat dari stok beras rata-rata sekitar 30 ribu ton.

"Jadi, kalau ada yang bilang terjadi penipisan beras suruh datang ke Kementan dan akan saya tunjukkan di mana tempatnya. Bapak Presiden juga melakukan cek setiap minggu," katanya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan berdasarkan data yang ia terima, panen raya Jawa Timur pada September-Desember tahun ini mencapai 1,15 juta ton, kemudian Jawa Tengah mencapai 1,01 juta ton, Jawa Barat 1,5 juta ton dan Sulawesi Selatan 1,6 juta ton.

Dengan produksi di wilayah tersebut, Syahrul pun berharap Bulog dapat melakukan pengadaan cadangan beras hingga 1,5 juta ton dan membeli gabah atau beras dari petani sesuai harga pasar.

Pihaknya pun berharap agar semua pihak membeli beras petani sebagai ungkapan terima kasih atas produksi yang dilakukan petani selama ini.

"Saya punya harapan para gubernur dan para bupati tidak hanya menunggu Bulog, tetapi juga masing-masing harus punya stok cadangan. Mari kita segera beli beras rakyat, beras para petani sebagai rasa terima kasih kita yang mendorong mereka terus berproduksi," jelasnya.

Indonesia baru saja ditetapkan sebagai negara tropis terbaik dunia dalam melakukan sistem ketahanan pangan. Terbaru, Indonesia juga diberikan penghargaan FAO karena mampu mewujudkan swasembada beras selama 3 tahun berturut-turut.

"Jadi kita ini adalah negara tropis terbaik dalam melakukan sistem ketahanan pangan nasional. Tentu saja kita juga menjadi model dunia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement