Sabtu 29 Oct 2022 06:10 WIB

Indonesia Lanjutkan Ekspor Gas Ke Singapura

Volume ekspor ke Singapura akan lebih sedikit dari sebelumnya.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Pemerintah Indonesia mengurungkan niat untuk menghentikan ekspor gas ke Singapura.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Pemerintah Indonesia mengurungkan niat untuk menghentikan ekspor gas ke Singapura.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mengurungkan niat untuk menghentikan ekspor gas ke Singapura. Hal ini karena Singapura meminta kepada pemerintah Indonesia untuk tetap memasok kebutuhan gas mereka di kala kondisi suplai gas dunia yang sedang seret.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan semula pemerintah Indonesia sempat berencana menghentikan ekspor gas ke Singapura pada akhir tahun 2023 mendatang. Hal ini karena permintaan gas dalam negeri yang naik dan juga lapangan gas yang masih dalam persiapan onstream.

Baca Juga

"Namun Singapura ini perlu, jadi kita harus bantu membantu. Kita masih ada gasnya, kita perpanjang lima tahun," ujar Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (28/10/2022).

Arifin menjelaskan jangka waktu kontrak ekspor gas selama lima tahun atau hingga 2028 mempertimbangkan juga kondisi stok gas yang bisa dikirim. Meskipun belum mau membeberkan secara jelas, volume gas yang akan diekspor akan mengalami penurunan dibanginkan kontrak sebelumnya.

Arifin menjelaskan hal itu mempertimbangkan rencana pemerintah untuk mendorong penggunaan gas di dalam negeri sehingga pasokan gas yang ada akan diprioritaskan dulu untuk dalam negeri.

“Nggak sama (volumenya), karena demand dalam negeri lagi naik, kemudian juga sumur-sumurnya juga sudah mulai berkurang produksinya. Demand dalam negeri makin banyak,” jelas Arifin.

Meskipun volume berkurang, Arifin mengaku Indonesia tetap mampu menjual gas dengan harga yang bagus. Kesepakatan jual beli gas rencananya akan diresmikan pada akhir tahun ini.

“Musti ada (tinggal) administrasi aja. Tahun ini (rampung). Tapi cuma sampai 2028. Harganya cukup bagus,” ujar Arifin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement