Jumat 28 Oct 2022 17:46 WIB

Israel Tak Hanya Serang Warga, Tapi Juga Geledah Sekolah Larang Kurikulum Palestina

Israel menggeledah sekolah-sekolah untuk melarang kurikulum Palestina

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi sekolah di Palestina. Israel menggeledah sekolah-sekolah untuk melarang kurikulum Palestina
Foto: AP/Majdi Mohammed
Ilustrasi sekolah di Palestina. Israel menggeledah sekolah-sekolah untuk melarang kurikulum Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Pegawai Kementerian Pendidikan Israel pada Rabu (26/10/2022), menyerbu beberapa sekolah di kota Yerusalem, menggeledah tas siswa untuk mencari buku-buku yang mengikuti kurikulum Palestina.

Dilansir dari laman Middle east Monitor pada Jumat (28/10/2022), berdasarkan laporan, saksi mata mengatakan kepada kantor berita Safa bahwa pegawai Kementerian menyerbu tiga tempat Sekolah Dasar Al-Eman di Beit Hanina yang diduduki, utara Yerusalem untuk mencari buku-buku tersebut. Siswa dibiarkan ketakutan sebagai akibat dari serangan itu.

Baca Juga

Kepala sekolah turut bertanya kepada pejabat pendudukan apakah mereka memiliki perintah yang mengizinkan untuk menyerbu dan menggeledah halaman sekolah. 

Akan tetapi Israel tidak menanggapi, dan melanjutkan operasi mereka. Di samping itu, Sekolah Al-Furqan di Shuafat digerebek pada saat yang bersamaan.

Pada September, sekitar 150 sekolah Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki, telah ditutup sebagai langkah untuk memprotes rencana kebijakan Israel. 

Israel berencana menyensor buku pelajaran dan memberlakukan kurikulum Israel di sekolah-sekolah Palestina.

Sementara pada akhir Juli, Israel mencabut izin permanen enam sekolah Palestina di Yerusalem Timur. Alasannya bahwa buku pelajaran mereka berisi konten yang dianggap sebagai hasutan terhadap Israel dan militernya.

Selama beberapa dekade, perselisihan mengenai buku pelajaran yang digunakan oleh sekolah-sekolah Palestina di Yerusalem Timur telah terjadi antara kedua belah pihak. 

Palestina mengecam Israel karena mencampuri pilihan buku pelajaran, dan menghalangi mereka menerima bantuan keuangan untuk pendidikan dari organisasi internasional dan negara-negara Barat.

 

 

Sumber: middleeast  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement