Jumat 28 Oct 2022 13:53 WIB

Bangladesh Berharap Dapat Pinjaman 4,5 Miliar Dolar AS dari IMF

Pinjaman ini untuk membangun penyangga di tengah berkurangnya cadangan devisa.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Seorang wanita Bangladesh dan seorang anak mencoba menyelamatkan barang-barang mereka setelah badai tropis Sitrang menghantam pantai Teluk Benggala di Char Fasson, distrik Bhola, Bangladesh, Selasa, 25 Oktober 2022.
Foto: AP/Zabed Hasnain Chowdhury
Seorang wanita Bangladesh dan seorang anak mencoba menyelamatkan barang-barang mereka setelah badai tropis Sitrang menghantam pantai Teluk Benggala di Char Fasson, distrik Bhola, Bangladesh, Selasa, 25 Oktober 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA — Bangladesh berharap mendapat pinjaman sebesar 4,5 miliar dolar AS dari Dana Moneter Internasional (IMF). Adapun tujuan pinjaman ini untuk membangun penyangga di tengah berkurangnya cadangan devisa.

Seperti dilansir dari laman Bloomberg, Jumat (28/10/2022)  pinjaman tersebut diusulkan di bawah tiga program IMF. Adapun fasilitas kredit yang diperpanjang, fasilitas kredit cepat dan instrumen pembiayaan cepat masing-masing sebesar 1,5 miliar dolar AS. 

Baca Juga

“Negara itu berharap mencapai kesepakatan dengan IMF dalam waktu dua minggu,” kata Juru Bicara Bank Bangladesh GM Abul Kalam Azad.

Tim IMF yang dipimpin oleh Kepala Misi ke Bangladesh Rahul Anand memulai diskusi dengan pejabat bank sentral di Dhaka pada 26 Oktober, dan akan berlanjut 9 November mengenai reformasi dan kebijakan ekonomi dan keuangan.

Reformasi sektor perbankan negara Asia Selatan itu merupakan bagian dari rekomendasi kebijakan IMF. Bangladesh setuju secara bertahap mereformasi sektor keuangan untuk memperkuat tata kelola perusahaan bank.

Pembiayaan itu akan melindungi Bangladesh dari penipisan cadangan devisanya yang terus-menerus turun menjadi 35,85 miliar dolar AS pada 26 Oktober. Hal ini untuk menutupi impor selama empat bulan dari 46,49 miliar dolar AS setahun sebelumnya.

Bangladesh juga telah mencari bantuan dari Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia untuk meningkatkan cadangan devisanya. Selama beberapa bulan terakhir, IMF telah bekerja untuk membuat perjanjian pinjaman dengan negara-negara rentan seperti Pakistan dan Sri Lanka. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement