Kamis 27 Oct 2022 22:13 WIB

Puncak Hari Santri Jawa Barat, Sekjen Kemenag: Peran Santri untuk Negeri Tiada Henti

Hari Santri momentum perkuat loyalitas kepada bangsa dan negara

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Pawai ribuan santri usai upacara Peringatan Hari Santri Tingkat Provinsi Jabar (Ilustrasi).  Hari Santri momentum perkuat loyalitas kepada bangsa dan negara
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pawai ribuan santri usai upacara Peringatan Hari Santri Tingkat Provinsi Jabar (Ilustrasi). Hari Santri momentum perkuat loyalitas kepada bangsa dan negara

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Peringatan Hari Santri merupakan pengingat atas jasa para kiai dan santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekan Indonesia. 

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Nizar Ali, dalam peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2022 tingkat Jawa Barat, yang dipusatkan di Embarkasi Haji Indramayu, Kamis (27/10/2022). 

Baca Juga

‘’Dalam catatan sejarah para santri tidak pernah berhenti melakukan perlawanan melawan pejajah. Di Jawa Barat, ada KH Zainal Mustafa dari Singaparna, Tasikmalaya. Ada juga KH Noer Ali yang dikenal sebagai Singa Karawang-Bekasi,’’ ujar Nizar. 

Menurut Nizar, para kiai tersebut adalah sosok yang tegas menentang kolonialisme. Mereka juga sosok pemimpin yang memimpin langsung pertempuran demi tegaknya Republik Indonesia. 

 

Nizar mengungkapkan, kala itu para santri dan kiai turun secara langsung dalam pertempuran di wilayah mereka masing-masing. Mereka banyak yang gugur di medan juang. Momentum hari santri ini menjadi suatu gelaran untuk mengenang jasa-jasa dan menghormati perjuangan kaum santri. 

‘’Sejak diumumkan, 22 Oktober 1945 sebagai Resolusi Jihad, ini membakar seluruh lapisan masyarakat untuk berjuang melawan penjajah,’’ tukas Nizar. 

Hari Santri 2022 mengangkat tema 'Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan'. Menurut Nizar, tema itu menegaskan kembali kiprah kesejarahan santri yang senantiasa menemani republik ini, baik sebelum, saat, maupun setelah merdeka.

‘’Tema ini sekaligus ingin mengingatkan bahwa hingga kini santri sudah berkiprah di berbagai bidang, baik politik, ekonomi, pendidikan, dan lebih-lebih agama,’’ cetus Nizar.

Nizar menambahkan, meski sudah berkiprah di berbagai bidang, santri tidak boleh dan tidak akan melupakan tugas utamanya dalam menjaga agama.

‘’Menjaga agama adalah menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Sebab, tidak ada satu pun agama yang mengajarkan umatnya untuk merendahkan martabat kemanusiaan. Boleh jadi kita berbeda suku, bahasa dan agama. Tapi kita semua bertemu pada satu titik persamaan yaitu sama-sama manusia,’’ kata Nizar.   

Nizar juga menegaskan bahwa Hari Santri tidak hanya milik kalangan pesantren dan ormas tertentu. Hari Santri adalah milik segenap masyarakat Indonesia.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement