Kamis 27 Oct 2022 07:55 WIB

Kanada Pulangkan Empat Warganya Dari Kamp Suriah

Sebanyak 50 warga Kanada diyakini ditahan di kamp-kamp Suriah.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Kanada telah memulangkan dua wanita dan dua anak dari kamp-kamp di Suriah yang menahan anggota keluarga tersangka kelompok ekstremis ISIS.
Foto: AP/Geert Vanden Wijngaert
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Kanada telah memulangkan dua wanita dan dua anak dari kamp-kamp di Suriah yang menahan anggota keluarga tersangka kelompok ekstremis ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Kanada telah memulangkan dua wanita dan dua anak dari kamp-kamp di Suriah yang menahan anggota keluarga tersangka kelompok ekstremis ISIS. Para pejabat pada Rabu (26/10/2022) juga mendakwa satu orang karena mendukung terorisme.

Kanada menghadapi tekanan karena menolak untuk repatriasi atau memulangkan kembali warganya dari Suriah atas alasan keamanan. Menurut Human Right Watch, sebanyak 50 warga Kanada diyakini ditahan di kamp-kamp Suriah. Sejauh ini, pemerintah Kanada hanya memulangkan tujuh warganya, termasuk empat orang yang terbaru.

Baca Juga

Oumaima Chouay (27 tahun) ditangkap setibanya di Montreal pada Selasa (25/10/2022) malam. Sementara Kimberly Polman (50 tahun) ditahan sebentar ketika dia mendarat pada Rabu (26/10/2022) pagi dan dibebaskan. Chouay telah menjadi subjek penyelidikan sejak 2014 oleh Tim Penegakan Keamanan Nasional Terpadu, yang merupakan pasukan kontra-terorisme Kanada. Dia menghadapi empat dakwaan, termasuk meninggalkan Kanada untuk bergabung dengan kelompok teroris dan berpartisipasi dalam kegiatannya.

“Diduga dia berpartisipasi dalam kegiatan teroris atas nama (ISIS),” kata Inspektur RCMP David Beaudoin dalam konferensi pers, dilansir Alarabiya, Kamis (28/10/2022).

Beaudoin mengatakan, Chouay ditawan oleh Pasukan Demokrat Suriah pada November 2017 dan ditahan di kamp Roj di Suriah. Sementara Polman yang mengalami masalah kesehatan, menghabiskan tiga tahun di kamp tahanan setelah melakukan perjalanan pada 2015 ke Suriah untuk menikah dengan seorang pejuang ISIS. Polman secara terbuka menyesali keputusannya pergi ke Suriah.  

"Pihak berwenang diharapkan untuk mencari ikatan perdamaian atau perintah pengadilan yang mengharuskan dia untuk tetap berperilaku baik," kata pengacara Polman, Lawrence Greenspon.

Kanada tidak memberikan informasi tentang kedua anak yang dipulangkan dari Suriah. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Kanada berterima kasih kepada Administrasi Otonomi Suriah Utara dan Timur serta Amerika Serikat atas bantuan mereka dalam pemulangan.

Negara-negara Barat menghadapi dilema untuk menangani warganya yang ditahan di Suriah sejak berakhirnya operasi militer melawan ISIS pada 2019. Ribuan ekstremis memutuskan untuk bergabung dengan kelompok itu sebagai pejuang, seringkali membawa istri dan anak-anak mereka untuk tinggal di kekhalifahan yang dinyatakan di wilayah yang ditaklukkan di Irak dan Suriah.

Pada  2020, Ottawa memulangkan seorang gadis yatim piatu berusia lima tahun dari Suriah, setelah pamannya mengambil tindakan hukum terhadap pemerintah Kanada. Anak lain dan ibunya juga dilaporkan dipulangkan pada 2021.

"Bepergian untuk tujuan mendukung terorisme adalah kejahatan di Kanada dan siapa pun yang bepergian untuk tujuan mendukung terorisme harus menghadapi tuntutan pidana," ujar Perdana Menteri Justin Trudeau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement