Kamis 27 Oct 2022 07:15 WIB

AirNav Antisipasi Peningkatan Jumlah Penerbangan

Menurut AirNav, runway incursion yang terjadi dalam tiga tahun terakhir cukup tinggi.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi penerbangan
Ilustrasi penerbangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — AirNav Indonesia memastikan akan mengantisipasi peningkatan jumlah penerbangan pada masa pandemi menuju endemi saat ini. Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi AirNav Indonesia Bambang Rianto mengatakan peningkatan jumlah penerbangan menjelang berakhirnya pandemi Covid-19!cukup signifikan. 

Bambang menuturkan hal tersebut harus diimbangi dengan peningkatan awareness seluruh pemangku kepentingan dalam bidang penerbangan. “Tidak hanya AirNav dan Kementerian Perhubungan sebagai regulator, namun keterlibatan pengelola bandar udara, penyedia jasa informasi cuaca, badan yang membidangi keselamatan transportasi, serta maskapai sebagai operator penerbangan juga sangat dibutuhkan,” kata Bambang dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (26/10/2022). 

Baca Juga

Bambang mengakui setiap entitas stakeholder memiliki batas lingkup dan ranah tanggung-jawab masing-masing. Termasuk mengenai tata cara, prosedur, dan ketentuan penggunaan runway.

“Namun untuk menekan angka runway incursion ini, diperlukan perhatian dan keterlibatan dari semua stakeholder penerbangan. Hal itulah yang membuat kami menginisiasi kegiatan pada pagi hari ini,” jelas Bambang.

Runway incursion merupakan setiap kejadian di bandar udara yang melibatkan keberadaan yang tidak seharusnya oleh pesawat atau kendaraan orang di area yang telah ditetapkan untuk pesawat mendara dan tinggal landas. Keberadaan objek-objek tersebut merupakan hazard dan ancaman bagi keselamatan penerbangan. 

“Dimana sesuai dengan fungsinya, area yang ditetapkan sebagai landas pacu merupakan area terlindung yang harus bebas dari objek apapun,” tutur Bambang. 

Berdasarkan data yang tercatat oleh AirNav, runway incursion yang terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini cukup tinggi. Bambang mengatakan mayoritas kejadian tersebut terjadi di wilayah Papua sebabyak 26 kejadian. 

“Hal tersebut menjadi perhatian khusus, mengingat runway incursion termasuk kejadian yang masuk ke dalam kategori risiko tingkat tinggi dimana dampak terburuk dari runway incursion adalah kecelakaan penerbangan,” tutur Bambang. 

AirNav juga merilis program survei Air Navigation Safety And Services Quality Survey yang menyasar personel kunci dari pengguna jasa navigasi penerbangan, yaitu pihak maskapai. Tidak hanya untuk yang berkecimpung di bidang operasional, namun juga mereka yang bergerak di lini tugas administrative.

Hal tersebut menurutnya sejalan dengan komitmen AirNav untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja keselamatan pada tingkat tertinggi. Hal tersebut dapat dicapai melalui proses menajemen keselamatan yang efektif sebagaimana tertuang dalam Safety Policy Perusahaan.

Nantinya, survei tersebut akan memberikan gambaran kepada AirNav mengenai ekspektasi pengguna jasa terhadap tingkat keselamatan dan kualitas pelayanan yang diterima. “Di saat yang sama, survei ini juga diharapkan dapat memunculkan peluang peningkatan aspek keselamatan penerbangan di masa yang akan datang,” ucap Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement