Kamis 27 Oct 2022 05:33 WIB

KTT G20 Ajang Pembuktian Indonesia Tangani Sampah Laut

Sampah plastik di laut telah menjadi masalah global karena efek ke ekosistem

Relawan mengidentifikasi sampel sampah plastik di pesisir pantai Teluk Palu, Palu, Sulawesi Tengah. Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Nani Hendriarti mengatakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali menjadi ajang untuk membuktikan Indonesia sudah melakukan penanganan sampah di laut.
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Relawan mengidentifikasi sampel sampah plastik di pesisir pantai Teluk Palu, Palu, Sulawesi Tengah. Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Nani Hendriarti mengatakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali menjadi ajang untuk membuktikan Indonesia sudah melakukan penanganan sampah di laut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Nani Hendriarti mengatakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali menjadi ajang untuk membuktikan Indonesia sudah melakukan penanganan sampah di laut.

Dalam jumpa pers #G20updates bertajuk "Penanganan Sampah Laut: Dari Bali untuk Indonesia" yang berlangsung secara daring pada Rabu, Nani menjelaskan bahwa sampah plastik telah menjadi masalah global karena dampaknya terhadap ekosistem perairan dan kesehatan manusia.

"Dari 10 juta metrik ton sampah yang masuk ke laut, 10 persen berdampak pada penyebaran yang kita bilang lintas batas. Data riset untuk Indonesia yang dilakukan oleh LIPI yang melibatkan kemitraan dari periset lain menunjukkan kebocoran sampah plastik ke laut 0,27 sampai 0,59 juta ton per tahun," kata Nani dalam siaran pers, Rabu malam (26/10/2022).

Chairwoman National Plastic Action Partnership (NPAP), Tuti Putranto mengatakan, masalah sampah plastik menjadi perhatian serius. Untuk itu, kata dia, Presiden Jokowi menekankan dan berkomitmen untuk mengurangi jumlah sampah plastik secara signifikan pada 2025.

"NPAP ini sebagai sebuah platform, bukan yayasan yang beranggotakan tiga orang menteri kabinet, sembilan kementerian, empat pemerintah daerah, 8 CEO, 12 perusahaan nasional, 12 perusahaan multinasional," jelas Tuti.

Ia memastikan bahwa hingga akhir 2021, NPAP telah berhasil mengurangi 28,5 persen sampah plastik berkat kerja sama lintas sektor dan institusi, salah satunya melalui kampanye perubahan perilaku masyarakat.

"Melakukan kampanye untuk mengubah perilaku dari yang kurang care pada sampah plastik ke perhatian yang lebih pada sampah plastik karena ada nilai ekonomisnya," ujarnya.

Dalam rangka G20, Nani menjelaskan, NPAP akan menyiapkan pertemuan khusus yang membahas bagaimana melakukan tindakan konkret dalam mengatasi sampah plastik yang dibuang ke laut pada awal November.

"Kami mau memperlihatkan kepada dunia bahwa kita tidak hanya berjanji, tidak membuat rencana, tetapi juga melakukannya. Aksi-aksi kita sudah lakukan. Itu memang perlu kita tingkatkan dengan memperkuat kolaborasi," kata Nani.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement