Rabu 26 Oct 2022 21:21 WIB

Motivasi Ibadah

Dalam ibadah, ulama mengelompokkan ada beberapa motivasi yang sering dilakukan umat.

Tenang dan khusuk ketika sholat (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA
Tenang dan khusuk ketika sholat (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, Oleh: Yasirman

Ada tiga orang sahabat yang sangat iri dengan ibadah yang dilakukan Rasulullah SAW. Maka, ketika ketiganya mengetahui bahwa Rasulullah SAW itu rajin berpuasa, sering shalat malam, dan sedikit tidur, mereka pun ingin mengikutinya. Orang yang pertama ingin berpuasa terus-menerus.

Baca Juga

Orang yang kedua ingin shalat malam terus-menerus tanpa tidur di malam hari. Dan, orang yang ketiga berkeinginan tidak menikah sepanjang hidupnya. Mendengar hal itu, Rasul SAW menasihati ketiganya. Sebab, ketiga cara yang ditempuh itu sangat tidak sesuai dengan ajaran Islam. Rasul mencontohkan dirinya yang rajin berpuasa, tapi juga berbuka. Rasul setiap malam mendirikan shalat malam, tapi juga butuh istirahat dan tidur. Selain itu, Rasul juga menikah dan punya anak-anak.

Berkaca dari kisah di atas bahwa sesungguhnya ibadah itu harus didasari dengan niat yang tulus karena Allah SWT. Dalam Alquran surah al-Bayyinah ayat 5, Allah SWT berfirman, “Allah tidak memerintahkan kamu untuk beribadah melainkan semata-mata ikhlas karena Allah. ”Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya semua akrtivitas itu berdasarkan niat .…” (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam ibadah, ulama mengelompokkan ada beberapa motivasi yang sering dilakukan umat. Motivasi ibadah itu ada yang ikhlas karena Allah dan ada pula karena motivasi lain. Berdasarkan tingkatannya, setidaknya ada tiga motivasi keikhlasan. Pertama, didorong oleh kewajiban, tidak ada kata menolak atau mengingkarinya. Boleh jadi karena terpaksa dan takut akan siksaan Allah. Beribadah dengan motivasi ini disebut dengan fear motivation. Dari kategori kecerdasan spiritual, motivasi ini menunjukkan kecerdasan spiritual yang paling bawah.

Kedua, didorong oleh pahala atau imbalan dari Allah. Ibarat mengharapkan upah dari suatu pekerjaan. Motivasi ini dilandasi karena taat dan mewajibkan diri melakukan ibadah. Meskipun terkadang merasa berat, tetapi karena terpanggil oleh ketaatan kepada Allah, ibadah tetap dikerjakan. Beribadah dengan motivasi ini disebut dengan reward motivation.

Ketiga, didorong harapan agar selalu dekat dengan Allah. Kelompok ini merasakan bahwa ibadah adalah kenikmatan dan kebutuhan. Melakukan ibadah bukan sekadar ketaatan, tetapi rasa rindu dan mencintai ibadah itu. Beribadah dengan motivasi ini disebut dengan internal motivation, dan karena cinta kepada Allah (love motivation). Inilah kecerdasan spiritual yang terbaik. Munculnya aneka ragam motivasi dalam beribadah ini karena sering kita menganggap bahwa kebutuhan terhadap ibadah merupakan konsumsi jiwa. Sedangkan kebutuhan urusan duniawi atau materi merupakan santapan fisik.

Kecenderungan yang mengarahkan orbit manusia kepada Allah dianggap lahir dari pengaruh rohani. Sedangkan kekuatan yang mengarahkan orbit manusia kepada dunia atau materi merupakan pengaruh jasmani. Sering forum-forum keagaman dinamakan “bimbingan rohani” atau “santapan rohani”. Tata cara seperti ini disebut dengan sekuler karena memisahkan nilai-nilai duniawi dengan ukhrawi. Mereka sibuk berzikir, menggelar sajadah di masjid, berdoa, dan shalat sunah. Namun, mengabaikan kebutuhan keluarga, mencari nafkah, dan menuntut ilmu. 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement