Selasa 25 Oct 2022 09:32 WIB

Aljazair dan Rusia Gelar Latihan Angkatan Laut Bersama

Kedekatan Rusia dan Aljazair telah membuat Barat khawatir.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Sebuah kapal perang mengapung selama perayaan Hari Angkatan Laut, di Sungai Neva di St.Petersburg, Rusia, Minggu, 31 Juli 2022.
Foto: AP/Dmitri Lovetsky
Sebuah kapal perang mengapung selama perayaan Hari Angkatan Laut, di Sungai Neva di St.Petersburg, Rusia, Minggu, 31 Juli 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, ALJIR -- Aljazair dan Rusia mengadakan latihan angkatan laut bersama selama empat hari di Laut Mediterania. Kapal perang Rusia berlabuh di pelabuhan Aljazair untuk mengambil bagian dalam latihan tersebut.

"Latihan tersebut bertujuan untuk bertukar pengalaman antara angkatan laut Aljazair dan Rusia, serta untuk mengembangkan kemampuan operasional dan interaksi bersama di bidang keamanan maritim," kata pernyataan Kementerian Pertahanan Aljazair, dilansir Middle East Monitor, Selasa (25/10).

 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, latihan bersama Aljazair tidak ditujukan terhadap pihak ketiga tertentu. Latihan ini akan melibatkan persiapan untuk pencarian, deteksi dan penghancuran kelompok bersenjata ilegal.

 

Latihan bersama ini dilakukan menjelang latihan bersama anti-teroris yang dijuluki "Dessert Shield 2022" yang dijadwalkan bulan depan. Latihan "Dessert Shield 2022" ini akan diadakan di gurun Aljazair untuk pertama kalinya. 

 

Hubungan pertahanan dan militer antara Aljazair dan Moskow telah berlangsung beberapa dekade, yaitu sejak era Uni Soviet.  Latihan baru-baru ini adalah bagian dari serangkaian latihan militer gabungan yang diluncurkan pada 2017. 

 

September lalu, sebuah kapal penyapu ranjau Rusia berlabuh di pelabuhan Jijel Aljazair untuk mengambil bagian dalam latihan bersama dengan angkatan laut Aljazair.

 

Menurut media Rusia, pada Juli, kapal pengintai Armada Laut Hitam Kildin dan kapal tanker laut kecil Wakil Laksamana Paromov memasuki pelabuhan Aljir dalam kunjungan tiga hari.

 

 Hubungan Aljazair yang berkembang dengan Rusia telah membuat pemerintah Barat khawatir, terutama di tengah upaya untuk mengisolasi dan memberikan sanksi kepada Moskow atas invasinya di Ukraina. Pada September lalu sekelompok anggota parlemen bipartisan Amerika Serikat (AS) mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri Antony Blinken yang menyerukan sanksi terhadap pejabat di pemerintah Aljazair atas kesepakatan senjata dengan Moskow tahun lalu. 

 

Kesepakatan ini dilaporkan bernilai lebih dari 7 miliar dolar AS. Dalam kesepakatan tesebut, Aljazair akan memperoleh jet tempur Su-57  dan sistem pertahanan udara.

 

 "Pembelian senjata Aljazair-Rusia baru-baru ini jelas akan dikategorikan sebagai 'transaksi signifikan' di bawah CAATSA (Countering America's Adversaries Through Sanctions Act). Namun, tidak ada sanksi yang tersedia untuk Anda yang dibuat oleh Departemen Luar Negeri," ujar isi surat itu, yang  ditandatangani oleh 27 anggota Kongres. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement