Senin 24 Oct 2022 16:25 WIB

Dikenal Mahasiswa Berprestasi, Farzah Kali Pertama Lihat Sepak Bola Langsung di Kanjuruhan

Farzah menjadi korban meninggal ke-135 dalam tragedi Kanjuruhan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Nur Aini
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Farzah Dwi Kurniawan menjadi korban ke-135 dalam tragedi Kanjuruhan.
Foto: Foto: Humas UMM
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Farzah Dwi Kurniawan menjadi korban ke-135 dalam tragedi Kanjuruhan.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tragedi Kanjuruhan telah menelan ratusan orang di Malang Raya dan sekitarnya. Farzah Dwi Kurniawan Jhovhanda dinyatakan meninggal dan menjadi korban meninggal ke-135 dalam tragedi Kanjuruhan.

Farzah bukan sekadar nama biasa bagi teman-temannya di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dia merupakan salah satu mahasiswa berprestasi di jurusan teknik sipil UMM. 

Baca Juga

Farzah dilaporkan sempat dirawat di RSUD Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang selama 23 hari. Kesehatan pria berusia 20 tahun tersebut juga sempat membaik. Namun pada akhirnya kondisi pria yang berdomisili di Kota Malang ini semakin menurun.

Teman almarhum, Fathur Rizqi menilai Farzah sebagai teman yang aktif untuk berkontribusi dan belajar hal baru. Hal ini terbukti dari dedikasinya untuk Lembaga Semi Otonom (LSO) Surya. Ia dipercaya mengemban tugas di bidang riset dan pengembangan. 

Almarhum juga pernah mewakili UMM di ajang Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI). "Saat mewakili Kampus Putih, ia juga menunjukkan kegigihan itu. Bekerja keras membuat inovasi untuk memenangkan kompetisi,” katanya di Malang, Senin (24/10/2022).

Menurut Fathur, Farzah memang memiliki hobi bermain sepak bola. Namun sejauh yang ia tahu, almarhum sebelumnya hampir tidak pernah menonton sepak bola secara langsung di stadion. Pertandingan Arema melawan Persebaya awal Oktober lalu menjadi kesempatan pertamanya untuk menonton langsung.

Fathur mengaku kaget ketika diberitahu bahwa temannya telah meninggal. Pasalnya, keadaaan almarhum sempat membaik setelah Maghrib pada Ahad (23/10/2/22). Namun sekitar pukul 19.30 WIB, kondisi yang bersangkutan memburuk dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

Bagi Fathur, almarhum termasuk sosok yang sopan. Bahkan, saat berbicara dengan teman-temannya menggunakan bahasa krama. Tugasnya di LSO Surya juga selalu diselesaikan dengan baik.

Rasa kehilangan juga dirasakan oleh pihak Kampus UMM, khususnya sivitas akademika jurusan Teknik Sipil Kampus Putih. Hal itu diungkapkan Sekretaris jurusan teknik sipil UMM, Moh. Abduh.

Menurut Abduh, Farzah selalu membantu jurusan sebagai asisten laboratorium Muhammadiyah Applied Technologi  Center (MATC). Ia dikenal sebagai asisten yang ramah dan tak segan membantu junior-juniornya untuk memahami berbagai materi. 

Almarhum juga termasuk mahasiswa yang aktif, baik akademik maupun dalam aktivitas LSO Surya. Ia beberapa kali mewakili UMM dan tahun ini juga menjadi panitia tim yang mendukung para finalis ke final KBGI dan Kompetisi Jembatan Indonesia.

"Tetapi kehendak Allah berkata lain dan tentu tidak bisa diubah. Semoga amal ibadah almarhum diterima dan diampuni kesalahannya,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement