Senin 24 Oct 2022 13:13 WIB

Wawali Surabaya Minta Distribusi Obat Gangguan Ginjal Akut Dipercepat

Wawali Surabaya meminta agar pusat mempercepat distribusi obat gangguan ginjal akut.

Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji meminta agar pusat mempercepat distribusi obat gangguan ginjal akut.
Foto: Dok Pemkot Surabaya
Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji meminta agar pusat mempercepat distribusi obat gangguan ginjal akut.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Wali (Wawali) Kota Surabaya, Jawa Timur, Armuji meminta distribusi obat gangguan ginjal akut dari pemerintah pusat dipercepat menyusul sudah sejumlah balita di kota itu yang terkena gangguan ginjal tersebut.

"Saat ini, Pemkot Surabaya sedang mempersiapkan pencegahan infeksi gagal ginjal akut, di antaranya gencarkan sosialisasi PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) di kalangan masyarakat," kata Armuji di Surabaya, Senin (24/10/2022).

Baca Juga

Cak Ji panggilan lekatnya mengapresiasi, langkah tanggap pemerintah pusat untuk melakukan pengadaan obat gangguan ginjal akut. Dia juga berharap agar dilakukan distribusi secara cepat terutama bagi wilayah-wilayah yang terdeteksi terdapat pasien gagal ginjal akut.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengatakan 26 vial obat Fomepizole untuk pengobatan gangguan ginjal akut progresif atipikal dari Singapura dan Australia telah dibawa ke Indonesia pada Minggu (23/10/2022). Indonesia mendapatkan 10 vial obat Fomepizole dari Singapura dan 16 vial dari Australia.

Selain itu, Wawalimengatakan, Pemkot Surabaya juga telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) dan organisasi profesi bidang kesehatan melalui SE Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nomor: 443.33/34928/436.7.2/2022 tentang Kewaspadaan Dini terhadap Penyakit Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).

Surat itu sebagai tindak lanjut SK Plt. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal pada Anak, 18 Oktober 2022.

"Apabila ada warga Surabaya terinfeksi nanti akan dilakukan penanganan pertama oleh fasilitas pelayanan kesehatan di bawah kendali Dinas Kesehatan setempat," katanya.

"Masyarakat juga dminta agar proaktif menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta melaporkan kepada Puskesmas. Selain itu, pelibatan Kader Surabaya Hebat (KSH) dalam sosialisasi pencegahan gencar dilakukan terhitung diterbitkannya surat edaran tersebut," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement