Senin 24 Oct 2022 00:05 WIB

Netanyahu Minta Putin Pikirkan Ulang Invasi Ukraina

Netanyahu menegaskan dirinya bersimpati kepada Ukraina.

Rep: Febryan A/ Red: Nidia Zuraya
Vladimir Putin (kanan) dan Benyamin Netanyahu (kiri)
Foto: AP
Vladimir Putin (kanan) dan Benyamin Netanyahu (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan Perdana Menteri Israel yang kini menjadi pemimpin oposisi, Benjamin Netanyahu mengkritik keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin menyerang Ukraina. Dia pun meminta Putin untuk mempertimbangkan ulang operasi militernya itu.

"Saya harap dia (Putin) memikirkan kembali tentang hal itu (invasi ke Ukraina)," kata Netanyahu dalam wawancara dengan USA Today, Ahad (23/10/2022).

Baca Juga

Menurut Netanyahu, perang yang dilancarkan Putin di Ukraina itu dipandu oleh visinya untuk membangun kembali kerajaan Rusia yang hebat. Di sisi lain, Netanyahu menegaskan dirinya bersimpati kepada Ukraina.

"Kami semua bersimpati kepada Ukraina, itu bahkan bukan pertanyaan, dan saya tidak berbeda," katanya.

Selama delapan bulan Perang Rusia versus Ukraina berlangsung, Israel sebenarnya mengambil posisi moderat dengan cara tidak memusuhi Rusia. Israel punya kepentingan dengan militer Rusia terkait Suriah dan berkepentingan pula untuk menjaga hubungan dengan orang Yahudi di Rusia.

Di sisi lain, Ukraina beserta Amerika Serikat telah berulang kali meminta bantuan persenjataan dari Israel. Tapi Pemerintah Israel hanya memberikan bantuan kemanusiaan berupa helm dan jaket antipeluru.

Posisi moderat itu tampak pula dari upaya mantan perdana menteri Israel, Naftali Bennett, menengahi antara Rusia dan Ukraina pada hari-hari awal konflik. Bennett terbang ke Moskow untuk bertemu dengan Putin.

Tapi, penerus Bennett, PM Yair Lapid, mulai mengambil sikap kritis terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Meski begitu, Netanyahu kini muncul melontarkan kritikan yang tak kalah keras.

Netanyahu adalah kandidat Perdana Menteri Israel. Partai yang dipimpin Netanyahu, Partai Likud, memimpin dalam jajak pendapat menjelang pemilihan pada 1 November.

Baca juga: Hamas Klaim Gagalkan Operasi Intelijen Israel di Gaza

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement