Ahad 23 Oct 2022 16:13 WIB

Mandat Rakyat Jakarta untuk Anies Baswedan

Negeri ini disebut sedang menunggu pemimpin baru.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merapikan beberapa berkas dan buku di ruang kerjanya, Balai Kota Jakarta, Jumat (14/10/2022). Anies akan purnatugas sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Minggu (16/10).
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merapikan beberapa berkas dan buku di ruang kerjanya, Balai Kota Jakarta, Jumat (14/10/2022). Anies akan purnatugas sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Minggu (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Galih Aji Prasongko, Abdi Rakyat Jakarta

Sesungguhnya, negeri ini sedang menunggu pemimpin baru. Suasana politik jelas menggambarkan keinginan itu. Diskursus tentang kepemimpinan baru menghangat di berbagai percakapan publik, juga media massa. Itu berarti harapan tentang perubahan tetap hidup dalam masyarakat. Apa yang sekarang berlangsung sudah cukup baik, tetapi sebagai bangsa, kita harus terus maju untuk mewujudkan yang jauh lebih baik lagi.

 

Jakarta merupakan tolok ukur kemajuan Indonesia, perkembangan pesat yang dialami Jakarta dalam lima tahun terakhir menunjukkan adanya kepemimpinan yang berkualitas dan mumpuni. Pembangunan dan pemenuhan keadilan sosial dirasakan banyak warga Jakarta.

Apa yang disebut memanusiakan manusia berlangsung kepada kalangan lanjut usia, mereka yang kesulitan mendapatkan tempat tinggal, transportasi yang layak, dan lain sebagainya. Kepemimpinan yang mampu merawat Jakarta sekaligus menghasilkan keadilan. Suatu wujud kepemimpinan yang layak dan pantas untuk mengembangkan kemajuan Indonesia lebih jauh ke depan.

 

Kerja sama dan kolaborasi merupakan titik-tolak untuk menyelenggarakan kehidupan bersama yang baik dan bermartabat. Dengan kolaborasi, kepentingan seluruh masyarakat, tanpa terkotak-kotak perbedaan suku, agama, golongan, dan ras, dapat diakomodasi dan diperjuangkan. Solidaritas dan toleransi merupakan pijakan kokoh bagi terselenggaranya kolaborasi, karena persis dalam ragam-perbedaan, kekayaan kolaboratif dapat dihasilkan. Dengan kolaborasi, segala bentuk polarisasi dan sentimen sempit dapat dipinggirkan. Dengan kolaborasi inilah Indonesia dapat dirawat dan bertumbuh dalam kemajuan dan keadilan.

 

Pada akhirnya, bagi kami, pemimpin bangsa bukanlah tipe manajer perusahaan, yang dikendalikan seorang investor yang menghitung politik dalam rumus efisiensi untung-rugi. Ia juga bukan bermental spekulan saham, yang mengejar marjin profit pada sebuah situasi ekonomi kritis, untuk kemudian hengkang mencari keuntungan di tempat lain. Pemimpin juga bukan pengusung kebencian pada sesama manusia.

 

Pemimpin adalah pemberi arah hidup sebuah bangsa. Ia menanam nilai untuk dituai orang lain, dalam jangka panjang. Pemimpin tidak berkelahi demi dendam politik, melainkan guru yang sabar mengajarkan keadilan dan kemerdekaan. Pada sosok Anies Rasyid Baswedan, kami temukan ideal pemimpin seperti itu.

Karena itu, dengan mengucap Bismilahirohmanirohim kami segenap Rakyat Jakarta, menyerahkan mandat kami kepada Anies Rasyid Baswedan, untuk maju menjadi calon presiden pada Pilpres 2024. Dan kami segenap rakyat Jakarta akan berjuang bersama-sama dengan cara yang sehormat-hormatnya sampai Bapak Anies Baswedan terpilih menjadi Presiden RI Ke 8 pada 2024 nanti.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement