Sabtu 22 Oct 2022 16:55 WIB

Pengrajin Binaan Astra Ekspor Bulu Mata Palsu ke Kolombia

Penjualan bulu mata palsu ke Kolombia ini senilai USD 33.200.   

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi di acara Trade Expo Indonesia di BSD City.
Foto: Istimewa
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi di acara Trade Expo Indonesia di BSD City.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan memfasilitasi pengrajin binaan Desa Sejahtera Astra (DSA) di Purworejo untuk mengekspor bulu mata palsu ke Kolombia. Kepastian ini terjadi saat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani Flavio Nieves, perwakilan dari Beauty Group International Colombia bersama fasilitator DSA, Dewi Ekha Hariasyanti, di Trade Expo Indonesia (TEI), di BSD City, Tangerang, Jumat (21/10).

TEI 2022 diselenggarakan Kementerian Perdagangan, di BSD City, Tangerang, 19-23 Oktober 2022. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi, sangat bersyukur dengan adanya ekspor ini.

Dia pun mengajak pelaku usaha lainnya agar senantiasa berorientasi ekspor. Terlebih, setelah dunia dihadapkan krisis akibat pandemi covid-19, diharapkan ketahanan desa merupakan peluang dan langkah penting untuk menggerakan perekonomian nasional.

"Program Desa Sejahtera Astra merupakan satu titik balik untuk melakukan pemulihan perekonomian Indonesia dan diharapkan mampu mencapai target perdagangan lintas batas," kata dia dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Sabtu (22/10). 

Dia berharap, ekspor bulu mata ini bisa terus berkesinambungan. Agar semakin banyak pelaku usaha yang mampu memproduksi dengan baik dan tentunya berorientasi ekspor. 

Dewi mengatakan, penjualan bulu mata palsu ke Kolombia ini senilai USD 33.200. "Jumlah eskpor kali ini sebanyak 61 ribu pcs bulu mata," katanya. 

Ini menambah daftar keberhasilan produsen binaannya karena sebelumnya juga mengekspor ke Amerika Serikat, Turki, Inggri, Perancis, Belgia,  Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Nigeria, dan Zimbabwe.

Menurut Dewi, sejumlah negara lain menjadi sasaran penjualannya seperti Korea Selatan,  Malaysia, dan Jerman. "Semoga ekspor bulu mata ini bisa terus berlanjut ke negara lain, dan kembali mendapat pesanan dari negara yang sudah memesan," katanya.

Dia mengatakan, bulu mata palsu ini merupakan karya sekitar 200 pengrajin yang semuanya merupakan warga Purworejo Jawa Tengah. Mereka dibina DSA melalui fasilitator PT Diva Prima Cemerlang. "Kami memberdayakan warga desa, masyarakat lokal," katanya. 

Manajer CSR Astra Bima Krida Pamungkas merasa bersyukur dengan ekspor ini karena menambah panjang daftar keberhasilan DSA dalam membina petani lokal. "Semoga bisa nambah lagi dan terus kontinyu," katanya. 

Hingga saat ini, menurutnya, sudah terdapat 1.060 DSA di seluruh Tanah Air. Dari jumlah itu, terdapat 290 DSA yang menghasilkan produk untuk diekspor. "Total ada 110 jenis produk yang sudah diekspor," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement