Jumat 21 Oct 2022 22:29 WIB

Gubernur Jatim Imbau Orang Tua tidak Panik Sikapi Kasus Ginjal Akut

Kasus yang masuk di Jawa Timur dipastikan terus dipantau dan dikonsolidasikan bersama

Gubernur Jatim Imbau Orang Tua tidak Panik Sikapi Kasus Ginjal Akut (ilustrasi).
Foto: pixabay
Gubernur Jatim Imbau Orang Tua tidak Panik Sikapi Kasus Ginjal Akut (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat, khususnya orang tua, agar tidak panik menyikapi munculnya kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA), namun tetap meningkatkan kewaspadaan.

"Jika menemui gejala pada anak, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat agar dapat ditangani oleh tenaga kesehatan," ujarnya dalam siaran pers diterima di Surabaya, Jumat (21/10/2022).

Baca Juga

Beberapa gejalanya, antara lain anak mengalami penurunan volume atau frekuensi urine atau tidak ada urine, dengan atau tanpa demam dan gejala prodromal lain pada anak.

Untuk mengantisipasinya, orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut jajaran lintas sektor terkait telah dikumpulkan dalam rapat koordinasi khusus terkait penanganannya.

"Kasus yang masuk di Jawa Timur dipastikan terus dipantau dan dikonsolidasikan bersama, termasuk update data realtime agar penanganan bisa dilakukan secara cepat dan simultan," ucap mantan menteri sosial itu.

Gubernur perempuan pertama Jatim tersebut telah meminta seluruh Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan rumah sakit se-provinsi setempat untuk menyamakan persepsi serta memperkuat sinergitas dalam pencegahan dan pengendalian kasus GGAPA.

"Untuk kasusnya di Jatim, kami masih menunggu hasil investigasi dari pusat. Walaupun begitu, kita harus meningkatkan kewaspadaan dini dan memperkuat sinergitas dalam pencegahan dan pengendalian GGAPA," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jatim Dr. Erwin Astha juga mengimbau kepada seluruh tenaga pada fasilitas pelayanan kesehatan agar sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair atau sirop sampai dilakukan pengumuman resmi dari pemerintah.

"Seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk sirop kepada masyarakat," tuturnya.

"Jika anak menderita demam, lebih diutamakan untuk mencukupi kebutuhan cairannya, kompres air hangat dan menggunakan pakaian tipis. Namun jika terdapat tanda-tanda demam bahaya, segera bawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat," tambah Dr Erwin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement