Kamis 20 Oct 2022 21:10 WIB

Kongres Aksara Pegon yang Pertama akan Digelar, Fokus Pelestarian Sejarah dan Budaya  

Kongres Aksara Pegon merupakan upaya menggali sejarah Islam

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Komunitas Pegon merawat manuskrip naskah kuno di Banyuwangi, Jawa Timur, (Ilustrasi). Kongres Aksara Pegon merupakan upaya menggali sejarah Islam
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Komunitas Pegon merawat manuskrip naskah kuno di Banyuwangi, Jawa Timur, (Ilustrasi). Kongres Aksara Pegon merupakan upaya menggali sejarah Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Kongres Aksara Pegon bertema "Mengawal Peradaban Melalui Digitalisasi Aksara Pegon." 

 

Baca Juga

Kongres yang pertama ini akan berlangsung di Jakarta pada 21-23 Oktober 2022. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dijadwalkan akan hadir membuka kongres ini.

 

 

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag, Muhammad Ali Ramdhani, mengatakan penyelenggaraan Kongres Aksara Pegon bertujuan menggali informasi mendalam tentang perkembangan dan sejarah penggunaan aksara pegon.

 

"Kongres ini akan memberikan gambaran tentang pentingnya standarisasi aksara pegon sekaligus memberikan gambaran luas tentang peluang pemanfaatan digitalisasi aksara pegon," kata Ramdhani melalui pesan tertulis kepada Republika.co.id, Rabu (19/10/2022) malam.

 

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Waryono Abdul Ghofur, menjelaskan Kongres Aksara Pegon akan diikuti peserta dari perwakilan pesantren, kampus, dan berbagai unsur pemangku kepentingan dalam pelestarian, penggunaan, dan pengembangan aksara pegon.

 

"Perwakilan dari unsur-unsur tersebut diharapkan dapat memberikan feedback (umpan balik) yang positif pada kegiatan diskusi dalam rangka penentuan standar dan pengembangan aksara pegon di era digital," jelas Waryono.

 

Dia mengatakan, rekomendasi hasil kongres nantinya dapat menjadi acuan pengkajian dan perencanaan kebijakan di Kementerian Agama terkait pelaziman penggunaan aksara pegon. 

 

Untuk proses digitalisasi, kongres ini juga akan menghasilkan rekomendasi perihal pengkodean karakter-karakter aksara pegon yang belum terdaftar di Unicode untuk diajukan ke Unicode.

 

"Rekomendasi hasil kongres nanti juga berisi tentang font, tata letak papan tombol dan transliterasi aksara pegon kepada Badan Standardisasi Nasional (BSN)," jelas Waryono.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement