Kamis 20 Oct 2022 20:14 WIB

Epidemiolog: Perlu Penyelidikan Epidemiologi Terkait Anak Gagal Ginjal Akut

Penyelidikan epidemiologi dapat bantu urai faktor yang diduga jadi penyebab kematian.

Rep: Febrian Fachri / Red: Ratna Puspita
Epidemiolog Universitas Andalas, Defriman Djafri.
Foto: Istimewa
Epidemiolog Universitas Andalas, Defriman Djafri.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Epidemiolog Universitas Andalas Defriman Djafri menilai perlu segera dilakukan penyelidikan epidemiologi setelah dilaporkan ada puluhan kasus anak gagal ginjal akut misterius di Sumatra Barat. Menurut Defriman, penyelidikan epidemiologi dapat membantu mengurai faktor yang diduga menjadi penyebab kematian. 

"Setidaknya kita mendapatkan gambaran epidemiologi, siapa dan dimana serta kapan mereka ini meninggal sebelum menentukan determinan penyebab," kata Defriman, Kamis (20/10/2022). 

Baca Juga

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand itu mencurigai penyebabnya adalah penggunaan obat. Namun, tidak menutup kemungkinan ada faktor lain seperti faktor lingkungan, faktor makanan, dan komorbiditas. 

"Dugaan karena obat bisa dicurigai. Tapi, dengan penelitian epidemiologi, nanti bisa diurai lebih detail," ucap Defriman. 

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat mendeteksi 22 kasus anak gagal ginjal akut misterius. Dari 22 kasus itu, menurut Kepala Dinkes Sumbar dr Lila Yanwar, ada 12 orang anak meninggal dunia.

"12 orang meninggal. Sisanya sembuh. Ada yang sembuh tapi masih ada gangguan ginjal, ada yang sembuh ginjalnya membaik dan sembuh total," kata Lila, Kamis (20/10/2022).

Lila menyebut dari 12 kasus meninggal karena gagal ginjal akut misterius ini, 10 kasus ditemukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil, sisanya di luar RSUP M Djamil. 

Baca juga : Tiga Zat Kimia Berbahaya Ditemukan pada Obat Pasien Gagal Ginjal Akut

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement