Kamis 20 Oct 2022 17:42 WIB

Adaptasi Teknologi Digital Jadi Kunci UMKM Wujudkan Inklusi Keuangan

Digitalisasi memainkan peran penting dalam inklusi keuangan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai berbicara dalam konferensi pers bersama pada pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Grup Bank Dunia 2022, Selasa, 11 Oktober 2022, di Washington.
Foto: AP/Patrick Semansky
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai berbicara dalam konferensi pers bersama pada pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Grup Bank Dunia 2022, Selasa, 11 Oktober 2022, di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Peningkatan inklusi keuangan merupakan salah satu fokus agenda Presidensi G20 Indonesia.

Untuk mewujudkan agenda ini, pemanfaatan digitalisasi ekonomi memiliki peranan penting dalam menciptakan peluang ekonomi yang lebih besar serta mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan dengan memacu inovasi dan meningkatkan akses ke layanan keuangan.

 

Dalam Simposium Tingkat Tinggi G20 Global Partnership for Financial Inclusion (GPFI) beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan pemerintah Indonesia berkomitmen memberikan dukungan kepada Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM) untuk memasuki ekosistem digital yang sehat.

 

“Digitalisasi memainkan peran penting dalam inklusi keuangan. Digitalisasi merupakan komponen kunci bagi kami untuk mencapai target, yaitu terkait akses pembiayaan, pembayaran, pembukuan, serta pemasaran digital bagi UMKM,” kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (20/10).

 

Lebih lanjut, Menteri Keuangan mengungkapkan terdapat setidaknya enam aspek dalam ekosistem UMKM di mana digitalisasi dapat mengoptimalkan peran ekonomi inklusif, yaitu kebijakan, akses keuangan, pasar, kapasitas sumber daya manusia, pendampingan, dan budaya.

 

“Untuk mengembangkan ekosistem UMKM dan digitalisasi, kita membutuhkan lebih banyak keterlibatan sektor swasta baik dalam bentuk fintech, crowdfunding, perdagangan elektronik, pendampingan UMKM yang baru merintis, dan perluasan jaringan usaha yang dapat mengundang lebih banyak investasi,” jelas Sri Mulyani.

 

Pada kesempatan terpisah, forum bisnis 20 (B20) melalui Trade and Investment Task Force tengah merampungkan rumusan rekomendasi kebijakan terkait akselerasi transformasi digital yang dapat ditindaklanjuti oleh negara-negara G20.

Co-Chair Trade and Investment Task Force B20, Dr. Juan José Daboub, menyatakan forum ini mendukung target Presidensi G20 Indonesia terkait peran nyata pelaku bisnis dalam B20 untuk mendorong transformasi digital.

“Kami ingin memperluas juga akses UMKM agar dapat bersaing, dan menjadi bagian dari rantai pasok global melalui Inclusive Closed Loop Ecosystem B20,” katanya.

 

Menurutnya, pelaku usaha dapat memainkan peran penting dalam merealisasikan komitmen ekonomi yang inklusif lewat kemitraan dengan UMKM. Selain itu dapat juga dilakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah.

 

“Melalui forum B20, kami turut berkontribusi, baik dalam memberikan saran maupun berbagi pengalaman mengenai upaya nyata kami dalam mendukung pelaku usaha untuk digitalisasi UMKM agar lebih kompetitif dan tidak tertinggal dalam pertumbuhan ekonomi,” ujar Daboub.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement