Kamis 20 Oct 2022 17:16 WIB

ADRO hingga TLKM Masuk Top Gainers, IHSG Ditutup Menguat 1,75 Persen

Seluruh sektor membukukan return positif.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). IHSG melanjutkan penguatannya pada perdagangan Kamis (20/10/2022). IHSG ditutup naik tajam sebesar 1,75 persen ke level 6.980,65 meski sempat terkoreksi tipis di awal perdagangan.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). IHSG melanjutkan penguatannya pada perdagangan Kamis (20/10/2022). IHSG ditutup naik tajam sebesar 1,75 persen ke level 6.980,65 meski sempat terkoreksi tipis di awal perdagangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya pada perdagangan Kamis (20/10/2022). IHSG ditutup naik tajam sebesar 1,75 persen ke level 6.980,65 meski sempat terkoreksi tipis di awal perdagangan.

Seluruh sektor membukukan return positif. Penguatan dipimpin oleh energi dan diikuti oleh konsumen primer, barang baku, properti & real estate, keuangan, infrastruktur, teknologi, industri, konsumen non-primer, kesehatan dan transportasi & logistik.

Baca Juga

Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan IHSG cenderung bergerak optimistis secara intraday tercermin dari kenaikannya yang meningkat hingga lebih dari 1 persen. Hanya saja, laju optimisme tersebut sontak berbalik arah usai BI memutuskan untuk melanjutkan sikap hawkish-nya melalui kenaikan suku bunga agresif. 

"Respons pasar tersebut terbilang lemah sebab keputusan BI mendekati jam penutupan perdagangan dan laju IHSG yang cukup optimistis sebelumnya," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Kamis (20/10/2022). 

BI menaikan suku bunga sebesar 50 bps menjadi 4,75 persen dari sebelumnya 4,25 persen sebagai langkah untuk menekan inflasi, pelemahan Rupiah yang terus berlanjut serta merepresentaasikan kebijakan BI yang pre-emptive, front-loaded dan forward looking. 

Suku bunga deposit dan pinjaman pun naik lebih agresif lagi hingga 100 bps masing-masing menjadi 4 persen untuk suku bunga deposit dan menjadi 5,5 persen untuk suku bunga pinjaman. Meski demikian, IHSG masih mampu menghijau yang ditopang oleh penguatan di tengah mayoritas bursa saham global yang mengalami pelemahan. 

Pada saat yang sama, kinerja kredit per September naik menjadi 11 persen dari sebelumnya 10,62 persen. Menurut riset, setidaknya masih ada katalis positif yang datang dari dalam negeri di tengah kenaikan suku bunga tersebut. 

Hal ini berdampak terhadap laju ekonomi dan aktivitas bisnis yang diprediksi lesu dalam jangka pendek-menengah mengingat tekanan eksternal yang turut mempengaruhi dalam negeri. Pelaku pasar berspekulasi sikap bank sentral dalam negeri cenderung lebih dovish terhadap arah kebijakan moneternya di tahun depan.  

Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak menguat. Saham–saham yang mendominasi penguatan diantaranya BBCA, BMRI, TLKM, BBRI, dan ADRO. Sedangkan saham–saham yang mendominasi penurunan diantaranya ASII, CPIN, TPIA, ARTO, dan TOWR. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement