Kamis 20 Oct 2022 17:15 WIB

AS Pertimbangkan Kerja Sama Produksi Senjata dengan Taiwan

AS mempertimbangkan rencana untuk memproduksi senjata bersama Taiwan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Militer Taiwan ini, senjata artileri Taiwan menembakkan peluru tajam selama latihan anti-pendaratan.  Pemerintah Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan rencana untuk memproduksi senjata bersama Taiwan.
Foto: AP/Military News Agency
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Militer Taiwan ini, senjata artileri Taiwan menembakkan peluru tajam selama latihan anti-pendaratan. Pemerintah Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan rencana untuk memproduksi senjata bersama Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan rencana untuk memproduksi senjata bersama Taiwan. Inisiatif ini bertujuan mempercepat transfer senjata untuk meningkatkan pertahanan Taiwan terhadap China.

Presiden AS telah menyetujui penjualan senjata ke Taiwan senilai lebih dari 20 miliar dolar AS sejak 2017. Karena China telah meningkatkan tekanan militer di sekitar wilayah Taiwan. Tetapi Taiwan dan Kongres AS telah memperingatkan penundaan pengiriman karena kesulitan rantai pasukan, dan simpanan yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan untuk beberapa sistem karena perang di Ukraina.

Baca Juga

“Itu tepat di awal proses,” ujar Presiden Dewan Bisnis AS-Taiwan, Rupert Hammond-Chambers.

Hammond-Chambers mengatakan, belum ditentukan senjata mana yang akan dianggap sebagai bagian dari upaya tersebut. Namun, ada kemungkinan akan fokus pada penyediaan amunisi dan teknologi rudal.

Hammond-Chambers memperingatkan, rencana produksi senjata antara AS dan Taiwan membutuhkan lisensi bersama dari Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan.  Hammond-Chambers menambahkan, kemungkinan ada penolakan di dalam pemerintah AS untuk mengeluarkan lisensi produksi bersama karena kekhawatiran menyetujui teknologi penting untuk platform asing.

"Ini adalah bagian dari teka-teki, bukan pengubah permainan," kata Hammond-Chambers kepada Reuters setelah surat kabar Nikkei Jepang pertama kali melaporkan rencana tersebut.

Kementerian Luar Negeri Taiwan menolak berkomentar, tetapi mereka menegaskan kembali bahwa hubungan Taiwan-AS sangat dekat dan bersahabat. Dalam rencana produksi senjata bersama, Amerika Serikat menyediakan teknologi untuk memproduksi senjata di Taiwan, atau memproduksi senjata di Amerika Serikat dengan menggunakan suku cadang Taiwan.

 "Amerika Serikat sedang mencari semua opsi untuk memastikan transfer cepat kemampuan pertahanan ke Taiwan. Penyediaan cepat persenjataan pertahanan Taiwan dan dukungan Amerika Serikat melalui Penjualan Militer Asing dan Penjualan Komersial Langsung sangat penting untuk keamanan Taiwan dan kami akan terus bekerja dengan industri untuk mendukung tujuan itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS

Berita tentang rencana itu muncul setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin (17/10/2022) mengatakan, Beijing bertekad untuk mengejarnya target untuk reunifikasi dengan Taiwan. Sebelumnya Presiden Cina, Xi Jinping mengatakan, China tidak akan pernah melepaskan hak untuk menggunakan kekuatan atas Taiwan. Tetapi China akan berusaha untuk resolusi damai.

Para pejabat AS telah mendorong Taiwan untuk memodernisasi militernya sehingga bisa menjadi "landak" yang sulit diserang China. Para pejabat AS telah mengkritik Beijing karena memanfaatkan kunjungan Ketua House of Representative AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus, sebagai dalih untuk mengubah status quo di Selat Taiwan dengan meningkatkan latihan militer di sekitarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement