Anggota DPR Dukung Langkah Pemerintah Cegah Penyebaran Kasus Gagal Ginjal Anak

Penyebab gagal ginjal akut misterius belum diketahui penyebabnya secara pasti

Kamis , 20 Oct 2022, 12:39 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mendukung penghentian sementara penggunaan obat-obatan berbentuk sirup atau cairan.
Foto: DPR RI
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mendukung penghentian sementara penggunaan obat-obatan berbentuk sirup atau cairan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mendukung sepenuhnya langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan pemerintah dalam upaya mencegah meluasnya penyebaran kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang pada anak.

“Kondisi ini memang memprihatinkan. Kita mendapat ujian lagi, penyakit gagal ginjal akut misterius ini belum diketahui penyebabnya secara pasti. DPR mendukung sepenuhnya langkah-langkah yang dilakukan pemerintah,” kata Rahmad di Jakarta, Kamis (20/10/2022).

Baca Juga

Dia mendukung langkah pemerintah yang mengeluarkan surat edaran penghentian sementara penggunaan obat-obatan berbentuk sirup atau cairan. Hal itu menurut dia, disebabkan adanya dugaan pada obat cair mengandung etilen glikol (EG) yang diduga bisa merusak ginjal.

“Larangan penggunaan obat cair sebagai antisipasi penyakit gagal ginjal akut pada anak ini harus jadi perhatian semua pihak. Tak hanya para orang tua, tapi apotek, puskesmas, dan semua harus menghentikan sementara penjualan dan penggunaan obat cair tersebut,” ujarnya. 

Namun dia mengingatkan penghentian penggunaan obat cair tersebut tidak cukup hanya sebatas larangan pengumuman tapi harus disosialisasikan secara masif kepada publik. Menurut Rahmad, langkah sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat itu harus dilakukan secara masif dan optimal sehingga pemerintah memanfaatkan berbagai strategi komunikasi maupun memanfaatkan platform media yang ada.

“Jangan sampai akibat informasi yang simpang siur lalu menimbulkan kepanikan serta rasa takut pada masyarakat. Untuk itu orang tua harus aktif mengikuti siaran  informasi dari Pemerintah tentang kasus,” katanya.

Selain itu dia meminta masyarakat harus diajari bagaimana caranya mengatasi penyakit yang diderita anak seperti batuk dan demam tanpa harus menggunakan obat cair.  Hal itu menurut dia karena selama ini masyarakat dan tenaga medis sudah terbiasa memberikan anak obat cair ketika sakit.

“Bagaimana solusinya menurunkan panas pada anak tanpa obat cair, masyarakat harus diedukasi tentang hal ini seperti obat kapsul tablet, racikan injeksi maupun melalui anus adalah alternatif obat di luar sirup yang harus disampaikan kepada para orang tua,” katanya.