Rabu 19 Oct 2022 19:15 WIB

Tekan Angka Stunting, Pos Gizi Bakal Disediakan di Semua Kelurahan di Tangsel

Pos Gizi bertujuan untuk mendeteksi awal balita yang termasuk gizi buruk.

Rep: eva rianti/ Red: Hiru Muhammad
Angka kasus stunting di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten masih tinggi. Pemerintah Kota Tangsel tengah gencar membentuk pos gizi di seluruh kelurahan di Tangsel sebagai upaya menekan angka kasus stunting melalui pendeteksian awal.
Foto: istimewa
Angka kasus stunting di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten masih tinggi. Pemerintah Kota Tangsel tengah gencar membentuk pos gizi di seluruh kelurahan di Tangsel sebagai upaya menekan angka kasus stunting melalui pendeteksian awal.

REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG SELATAN--Angka kasus stunting di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten masih tinggi. Pemerintah Kota Tangsel tengah gencar membentuk pos gizi di seluruh kelurahan di Tangsel sebagai upaya menekan angka kasus stunting melalui pendeteksian awal.

"Saat ini pos gizi di Tangsel ada 32, Insya Allah kita bisa wujudkan, semua kelurahan memiliki pos gizi," kata Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan, Rabu (19/10/2022). 

Baca Juga

Terbaru, Pemkot Tangsel meresmikan Pos Gizi Lavender di Kelurahan Pondok Kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel, awal pekan ini. Jumlah pos gizi dipastikan akan terus ditambah hingga mencapai jumlah kelurahan di Tangsel sebanyak 54 kelurahan. 

Pilar menuturkan, pos gizi tersebut bertujuan untuk melakukan pendeteksian awal terhadap balita yang masuk dalam kategori gizi buruk. Selanjutnya untuk ditindaklanjuti dengan berbagai stimulus agar para balita dapat tumbuh sehat. 

Pilar memastikan pihaknya berkomitmen untuk terus mencegah dan mengatasi stunting. Upaya itu dilakukan bersama dengan berbagai stakeholder, termasuk tokoh masyarakat dan kader-kader kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam mengatasi kasus stunting. 

"Saya berharap agar pos gizi ini dimanfaatkan dengan baik sehingga stunting bisa terdeteksi sejak dini, dan kecukupan gizi bagi ibu-ibu hamil juga dapat diperhatikan," tuturnya. 

Diketahui, angka stunting di Kota Tangsel mengalami peningkatan yang cukup tinggi mencapai angka 19,9 persen, berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI). Dinas Kesehatan Kota Tangsel telah menyampaikan untuk terus menggencarkan pengadaan pos gizi untuk menekan angka stunting tersebut. 

"Untuk angka stunting menurut survei SSGBI sekarang ada di angka 19,9 persen (data terbaru tahun 2020), dari 22 ribu balita yang di-samplinya. Awalnya 16 persen (data 2019), jadi meningkat ya," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar. 

Allin menyebut, faktor yang menyebabkan masih banyaknya kasus stunting di wilayahnya lantaran dua hal. Yakni meliputi kurangnya asupan gizi terutama protein dan pola asuh yang kurang tepat. 

"Faktor penyebab 80 persen karena mereka kurang asupan ya. Tapi 20 persen soal pola asuh, jadi pola asuh dalam artian kita sering dengar ASI ekslusif ini yang mesti digencarkan. Jadi mungkin ada pola makan salah dari awal, pola asuhnya juga banyak yang diasuh bukan oleh ibu, jadi terjadi ketidakseimbangan antara tinggi badan dan umur," jelasnya. 

Untuk dapat menekan angka stunting yang nyaris menembus angka ambang batas 20 persen, Allin memastikan pihaknya terus menggencarkan pos gizi di berbagai titik di wilayah Tangsel. Lebih lanjut, pos gizi tersebut berfungsi sebagai wadah edukasi terkait asupan dan pola asuh bagi orang tua bersama dengan anak-anaknya yang kurang gizi atau stunting. 

"Kita bantu dengan mengadakan pos gizi di Tangsel, di pos gizi itu anak-anak yang masuk gizi buruk supaya tidak stunting atau sudah stunting bersama orang tua, di sana orang tua diajarkan memasak memilih makanan yang baik, cara memberikan ke anaknya seperti apa, ada arena merangsang motorik jadi bisa mengalami tumbuh kembang," katanya.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement