Selasa 18 Oct 2022 06:14 WIB

BPS: Harga Beberapa Komoditas Global Lebih Rendah

Harga komoditas minyak kelapa sawit tercatat lebih rendah, sementara nikel meningkat.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Seorang petani bersiap untuk membawa buah sawit yang baru dipanen di perkebunan kelapa sawit di Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia, 23 Mei 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan harga beberapa komoditas di tingkat global lebih rendah dibandingkan beberapa bulan terakhir.
Foto: EPA-EFE/DEDI SINUHAJI
Seorang petani bersiap untuk membawa buah sawit yang baru dipanen di perkebunan kelapa sawit di Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia, 23 Mei 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan harga beberapa komoditas di tingkat global lebih rendah dibandingkan beberapa bulan terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan harga beberapa komoditas di tingkat global lebih rendah dibandingkan beberapa bulan terakhir. Misalnya harga minyak kelapa sawit dan bijih besi.

"Harga komoditas minyak kelapa sawit dan bijih besi pada September 2022 terlihat lebih rendah dibandingkan September 2021," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers yang digelar secara hybrid, Senin (17/10/2022). 

Baca Juga

Ia menyebutkan, minyak kelapa sawit lebih rendah 23,03 persen, sedangkan bijih besi lebih rendah 19,85 persen.

Meski begitu, kata dia, untuk beberapa komoditas lainnya terjadi peningkatan pada September 2022 dibanding 2021. Contohnya nikel, yang mengalami peningkatan sebesar 17,96 persen. 

Terdapat pula minyak mentah yang harganya lebih tinggi 21,18 persen dibandingkan September 2021. Sementara, batu bara mengalami peningkatan 120,11 persen, serta gas alam yang juga meningkat 51,88 persen.

Ia menambahkan, ada beberapa komoditas yang dapat menyumbang krisis pangan energi. "Dengan volume impor cukup besar, utamanya untuk komoditas seperti gandum dan hasil minyak," tutur Setianto.

BPS menyebutkan, nilai impor pada September 2022 sebesar 19,81 miliar dolar AS. Angka itu turun 10,58 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 22,15 miliar dolar AS.

Setianto menjelaskan, penurunan impor secara bulanan atau month on month (mom) itu didorong oleh penurunan impor minyak dan gas (migas) serta nonmigas. Impor migas terpantau turun 7,44 persen mom menjadi 3,43 miliar dolar AS dan impor nonmigas turun 11,21 persen mom menjadi 16,38 miliar dolar AS.

"Penurunan impor migas tersebut didorong oleh penurunan impor komoditas hasil minyak yang sebesar 6,78 persen secara bulanan dan secara volume juga turun 1,33 persen secara bulanan. Kemudian, impor komoditas gas juga turun 36,06 persen secara bulanan dengan volume impor turun 32,82 persen secara bulanan," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement