Senin 17 Oct 2022 22:29 WIB

Aktivis: Bukan Lagi Soal Ekonomi, Pemicu KDRT Paling Sering Akibat Perselingkuhan

Kasus perselingkuhan meningkat seiring makin mudahnya orang berkomunikasi di medsos.

Perselingkuhan (ilustrasi). Kasus KDRT di Lebak, Banten, belakangan didominasi oleh perselingkuhan, bukan lagi motif ekonomi.
Foto: www.rawpixel.com
Perselingkuhan (ilustrasi). Kasus KDRT di Lebak, Banten, belakangan didominasi oleh perselingkuhan, bukan lagi motif ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Aktivis perempuan Ratu Mintarsih mengatakan perselingkuhan menjadi penyebab terbanyak terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kehadiran orang yang ketiga menimbulkan percekcokan dan perselisihan pasangan suami-istri.

"Perselingkuhan yang berujung terjadinya perselisihan itulahnya yang mendorong terjadinya KDRT," kata Mintarsih di Lebak, Banten, Senin (17/10/2022).

Baca Juga

Mintarsih juga menyatakan kemudian berkomunikasi seiring dengan kemajuan teknologi menjadi salah satu penyebab terjadinya kasus perselingkuhan. Orang bisa saja berselingkuh dengan teman sekolah, teman kuliah, teman masa remaja, maupun teman baru yang dikenal  melalui media sosial dan Whatsapp.

Menurut Mintarsih, kasus KDRT cenderung meningkat akibat kemudahan untuk perselingkuhan dengan menggunakan teknologi digitalisasi secara online itu. Saat ini, terjadi KDRT di masyarakat berbagai strata sosial baik orang yang memiliki pendidikan tinggi, jabatan, artis, hingga orang tak berpunya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement