Senin 17 Oct 2022 05:15 WIB

Tim Bantuan Kemanusiaan Indonesia Tangani Korban Banjir Pakistan

Korban banjir Pakistan mendapat bantuan medis dari Indonesia.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Muhammad Hafil
Tim Medis Indonesia memasuki hari kedua melayani kesehatan terhadap warga Pakistan yang terdampak banjir pada Rabu (12/10).
Foto: BNPB
Tim Medis Indonesia memasuki hari kedua melayani kesehatan terhadap warga Pakistan yang terdampak banjir pada Rabu (12/10).

IHRAM.CO.ID,SINDH -- Para korban penyintas bencana banjir di Pakistan mulai merasakan merebaknya malaria di beberapa kawasan pengungsian. Tim Bantuan kemanusiaan Indonesia yang dikirim pemerintah ke Pakistan ikut membantu korban para penyintas banjir yang kini mulai diserang malaria tersebut.

Ketua Tim Bantuan Kemanusiaan Indonesia Yusrizal mengatakan masih ada kasus malaria pada pemeriksaan pasien Sabtu lalu (15/10/2022). Tim bantuan kemanusiaan Indonesia diterjunkan di wilayah wilayah Tehsil Taluka Jhuddo, Mirpur Khas, Provinsi Sindh.

Baca Juga

Yusrizal yang juga menjabat Direktur Fasilitasi Penanganan Korban dan Pengungsi BNPB menambahkan sejak hari pertama hingga kemarin terdapat 13 kasus malaria. "Kami mencatat satu pasien dengan gejala sakit malaria,” ujar Yusrizal, dalam keterangan pers BNPB, Ahad (16/10/2022).

Selain memberikan bantuan medis dan penanganan malaria, tim bantuan kemanusiaan Indonesia juga membagikan pengetahuan terkait kesehata masyarakat kepada warga korban banjir yang berada di pos pengungsian yang terletak di Tehsil Taluka Jhuddo, Mirpur Khas, Sindh.

"Para warga kali ini mendapatkan pengetahuan mengenai pencegahan dan gejala penyakit malaria. Penyakit malaria ini masih ditemui di tenda pengungsian di Tehsil Taluka Jhuddo," ujar Yusrizal.

Menurut Yusrizal kesehatan masyarakat sangat penting menjadi bagian dalam pengelolaan pos pengungsian. Salah satu contohnya sanitasi dan kebersihan lingkungan yang buruk dapat berdampak pada penyebaran penyakit.

Sebelumnya, pada Jumat lalu (14/10/2022) personel tim medis berbagi pengetahuan mengenai pengelolaan sampah di pengungsian. Selama memberikan penjelasan mengenai kesehatan masyarakat, personel tim medis dibantu penerjemah dari bahasa Indonesia ke bahasa setempat.

Penerjemah ini merupakan mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Jamia International Binoria Alamia, Karachi. Ia dan satu teman lainnya sangat membantu dalam penjelasan kesehatan masyarakat.

“Warga sangat antusias dan mendengarkan setiap penjelasan yang diberikan oleh kami,” ujar Muhammad Wildan sebagai penerjemah Tim Medis Indonesia.

Selain itu, faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kualitas kesehatan yaitu konsentrasi ternak yang berdekatan dengan tenda-tenda pengungsian. “Jika memungkinkan penempatan ternak dengan tenda pengungsi jaraknya tidak terlalu dekat,” tambah Yusrizal.

Sementara itu, Tim Medis Indonesia melayani 477 pasien pada tenda pengungsian, Tehsil Taluka Jhuddo pada Sabtu lalu (15/10/2022), sedangkan jumlah kunjungan pasien sejak 11 Oktober hingga 15 Oktober 2022 berjumlah 2.142 orang.

Berikut ini jumlah kasus berdasarkan jenis penyakit dari hasil pemeriksaan pasien pada Sabtu (15/10/2022), antara lain ISPA 120 kasus, penyakit kulit 91 kasus, dyspepsia 68 kasus, febris 38 kasus, osteo arthritis 25 kasus, nyeri punggung belakang 19 kasus, myalgia 16 kasus, chepalgia 12 dan otitis media 10 kasus. Dari semua kasus, belum ada kasus penyakit yang harus dirujuk pada rumah sakit setempat.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement