Jumat 14 Oct 2022 13:26 WIB

Khofifah Minta Masyarakat Jatim Waspadai Cuaca Ekstrem

Bencana hidrometeorogi yang perlu diwaspadai di antaranya angin puting beliung.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Khofifah Minta Masyarakat Jatim Waspadai Cuaca Ekstrem (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Khofifah Minta Masyarakat Jatim Waspadai Cuaca Ekstrem (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah mewaspadai cuaca ekstrim dan bencana hidrometeorogi, memasuki musim penghujan. Khofifah mengingatkan, dampak fenomena La Nina diprediksi masih akan terjadi hingga sepekan ke depan di sejumlah wilayah Jatim sebagaimana peringatan dini yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda.

"BMKG telah memberikan peringatan dini potensi terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Jatim. Maka kami mengimbau masyarakat serta pemerintah daerah untuk waspada dan melakukan langkah mitigasi,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (14/10).

Baca Juga

Bencana hidrometeorogi yang perlu diwaspadai di antaranya angin puting beliung, angin kencang, banjir, dan longsor. Khofifah mengaku telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait untuk mengambil langkah mitigasi guna mengatisipasi dampak yang terjadi apabila terjadi bencana. 

Koordinasi dilakukan untuk meminimalisir risiko kerusakan maupun kerugian yang dapat mengakibatkan korban jiwa. "Kami juga telah berkoordinasi dengan BPBD Jatim untuk memetakan titik-titik rawan banjir dan longsor. Kami meminta agar disiapkan drainase untuk pembuangan air hujan agar masuk sungai dengan lancar," ujar Khofifah.

Khofifah menyebut, BPBD Jatim juga telah bersurat ke bupati/ wali kota se-Jatim untuk mengaktifkan Satgas Penanggulangan Bencana. Selain itu, Khofifah juga mengaku telah menyiapkan langkah mitigasi khususnya Daerah Aliran Sungai (DAS) besar yang berpotensi meluap dan menjadi penyebab banjir. 

Ia mengungkapkan, terdapat 7 DAS yang perlu diwaspadai. Di antaranya Sungai Bengawan Solo. Kemudian Sungai Welang Rejoso, Sungai Brantas, Sungai Madura, Sungai Pekalen Sampean, Sungai Bondoyudo Bedadung, dan Sungai Baru Bajulmati.

"Untuk 7 DAS itu, telah dipasang Early Warning System (EWS). Tolong masyarakat ikut menjaga EWS ini demi kebaikan kita bersama," kata Khofifah. 

BPBD Jatim juga diakuinya telah mengirim bantuan logistik ke kabupaten/ kota untuk mengantisipasi dan mengatasi bencana. Khofifah berpesan, masyarakat turut membantu BPBD masing-masing kabupaten/ kota dengan memantau sampah-sampah yang ada di hulu dan hilir sungai.

"Petugas juga harus menyiapkan posko 24 jam dan wajib siapkan rambu-rambu jika sewaktu-waktu diperlukan guna evakuasi bencana," kata dia.

Kepala BMKG Klas I Juanda Sidoarjo, Taufiq Rahman menyampaikan, hasil analisis dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur terkini menunjukkan adanya pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin. Situasi ini dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.

“Aktifnya fenomena gelombang atmosfer Equatorial Rossby, serta suhu muka laut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara +1.0 sampai dengan +3.0 drajat selsius, sehingga suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer,” ujarnya.

Kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awan–awan Cumulonimbus yang semakin intens dan dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung, dan hujan es. Masyarakat juga diminta untuk selalu memperbaharui informasi peringatan dini 3 harian dan peringatan dini 2-3 jam-an serta informasi terkini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement