Kamis 13 Oct 2022 15:54 WIB

Hasto Sebut Pertemuan Megawati-Jokowi Singgung Next President

Hasto juga menyebut pertemuan Megawati-Jokowi bicarakan pemindahan IKN.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Pertemuan Megawati dan Jokowi di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/6).
Foto: Sekjen Pdip Hasto Kristiyanto.
Pertemuan Megawati dan Jokowi di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menyebut pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak menghasilkan kesepakatan. Namun, disebutnya ada kesepahaman antara keduanya.

"Istilahnya bukan kesepakatan, kesepahaman. Karena apapun Bung Karno, Bu Mega, Pak Jokowi, dan the next president satu nafas kepemimpinan, sehingga harus ada kesinambungan," ujar Hasto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Kamis (13/10/2022).

Baca Juga

"Jangan sampai belum-belum sudah dipikirkan Pak Jokowi punya rencana memindahkan ibu kota karena geopolitik, geoekonomi, tiba-tiba ada skenario berbeda," sambungnya.

Ditanya lebih lanjut ihwal maksud the next presiden tersebut, Hasto enggan menjawabnya. PDIP sendiri disebut masih menunggu momentum dalam mendeklarasikan calon presiden (capres) untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Jadi deklarasi capres kapan momentumnya belum dapat disampaikan kepada publik, yang saya sampaikan kemarin kan hanya analogi dari peristiwa 2014. Dan untuk ke depannya masih menunggu momentum dalam suasana yang sangat baik," ujar Hasto.

Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai ada makna lain dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri di Batu Tulis, Bogor. Ada kemungkinan jika Jokowi diminta Megawati untuk mendukung Puan Maharani sebagai calon presiden (capres).

"Sangat mungkin sebetulnya pertemuan di Batu Tulis kemarin adalah lobi-lobi Bu Mega kepada Presiden Jokowi supaya ikut mendukung Puan Maharani dalam pencalonan capres dari PDIP untuk pilpres 2024 nanti," ujar Hendri lewat keterangannya, Senin (10/10/2022).

Selain Puan, pertemuan keduanya juga dinilainya membicarakan ihwal Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Termasuk langkah Partai Nasdem yang mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres.

"Sangat mungkin dalam pertemuan kemarin, ada beberapa nama yang diperbincang. Selain nama Puan Maharani, Ganjar Pranowo, sangat mungkin yang diperbincangkan adalah Anies Baswedan," ujar Hendri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement