Rabu 12 Oct 2022 06:31 WIB

Kanada Kirim 40 Teknisi Tempur ke Polandia untuk Latih Tentara Ukraina

Kanada melatih teknisi Ukraina di bidang pengintaian, ledakan, dan ranjau.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Prajurit menembakkan howitzer 152-mm 2A36 «Giatsint-B» mereka dari posisi mereka ke pasukan Ukraina di lokasi yang dirahasiakan di Republik Rakyat Donetsk, Ukraina timur, Selasa, 11 Oktober 2022.
Foto: AP Photo/Alexei Alexandrov
Prajurit menembakkan howitzer 152-mm 2A36 «Giatsint-B» mereka dari posisi mereka ke pasukan Ukraina di lokasi yang dirahasiakan di Republik Rakyat Donetsk, Ukraina timur, Selasa, 11 Oktober 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Kanada mengatakan akan mengirimkan 40 teknisi tempur untuk membantu Polandia dalam melatih tentara Ukraina. Langkah ini bagian dari komitmen Kanada untuk meningkatkan bantuan militer ke Ukraina.

Sejak 2015 lalu Angkatan Bersenjata Kanada sudah melatih lebih dari 33 ribu personel keamanan Ukraina. Tapi aspek latihan itu dihentikan sejak bulan Februari lalu.

Baca Juga

"Hari ini saya mengumumkan beberapa pekan, Kanada akan mengirim sekitar 40 teknisi tempur ke Polandia untuk membantu Angkatan Bersenjata Polandia melatih teknisi tempur Ukraina dalam bidang pengintaian, ledakan, ranjau dan menjinakkan ranjau," kata Menteri Pertahanan Kanada Anita Anand di konferensi pers di Warsawa, Selasa (11/10/2022).

Angkatan Bersenjata Kanada juga membantu militer dan pemerintah Polandia di pusat penerimaan pengungsi dan membantu program pelatihan yang berbasis di Inggris.

Anand mengatakan pelatihan tambahan "akan melengkapi pelatihan ala Kanada rekrutan tentara Ukraina di Inggris dan pelatihan Kanada untuk personel Ukraina dalam menggunakan howitzer M777 yang kami donasikan ke Ukraina."

Rusia menghujani kota-kota Ukraina dengan rudal jelajah. AS menyebutnya sebagai "serangan mengerikan" yang menewaskan banyak warga sipil, memadamkan aliran listrik dan pemanas.

"Dengan sepenuh hati Kanada mengecam serangan brutal terhadap warga dan infrastruktur sipil," kata Anand usai pertemuan. "Serangan itu merupakan kejahatan perang."

Rusia menyebut invasi ke Ukraina sebagai "operasi khusus" bukan untuk menduduki wilayah tapi menghancurkan kemampuan militer negara tetangganya itu dan pihak-pihak yang mereka sebut nasionalis berbahaya. Moskow selalu membantah menyerang warga sipil.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement