Selasa 11 Oct 2022 21:00 WIB

BPBD Surabaya Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Cuaca Ekstrem

Masyarakat agar tidak berteduh di bawah pohon, tiang listrik, dan baliho.

Rep: dadang kurnia/ Red: Hiru Muhammad
 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi dampak dari potensi cuaca ekstrem yang menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi
Foto: istimewa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi dampak dari potensi cuaca ekstrem yang menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi dampak dari potensi cuaca ekstrem yang menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi. Plt Kepala BPBD Kota Surabaya, Ridwan Mubarun mengatakan, sejumlah langkah pun telah disiapkan untuk mencegah sekaligus menanggulangi dampak dari cuaca ekstrem tersebut.

"Yang pertama kita melaksanakan koordinasi secara rutin dan berkala dengan BMKG untuk mengetahui secara dini informasi perubahan cuaca di Kota Surabaya," kata Ridwan, Selasa (11/10/2022).

Baca Juga

BPBD Surabaya juga diakuinya rutin melakukan koordinasi dengan perangkat daerah terkait untuk antisipasi pencegahan dampak dari cuaca ekstrem. Sekaligus pula mengkomando dan mengkoordinasikan tugas perangkat daerah apabila terjadi kejadian bencana. "Jadi peringatan dini dari BMKG terkait potensi cuaca ekstrem itu kita informasikan ke perangkat daerah terkait agar bisa mengambil langkah cepat," ujarnya.

Ridwan juga menyampaikan, pihaknya melaksanakan pemantauan secara rutin dan berkala terkait peralatan peringatan dini seperti Weather Information Display (WID) di enam lokasi, serta 15 titik LED monitor cuaca. Pengecekan perlengkapan dan peralatan tanggap bencana di tujuh Posko Terpadu wilayah dan 16 Pos Pantau juga diakuinya terus dilakukan, agar siap saat dibutuhkan.

Fokus pencegahan dampak dari potensi datangnya cuaca ekstrem juga dilakukan BPBD terhadap wilayah di wilayah pesisir pantai Surabaya. Ridwan menyebut, apabila ada peringatan dini gelombang akan lebih dari 1,5 meter, maka pihaknya meminta kepada para nelayan agar sementara tidak pergi melaut. "Ketika gelombang akan lebih 1,5 meter, kita meminta nelayan untuk tidak melaut. Karena gelombang lebih dari 1.5 meter itu potensi bahayanya tinggi," ujarnya.

Meski demikian, kata dia, upaya yang dilakukan BPBD Surabaya terkait kebencanaan tidak mungkin bisa sempurna tanpa keterlibatan semua elemen dan masyarakat. Ridwan pun mengajak masyarakat agar terlibat aktif dalam upaya pencegahan yang dapat ditimbulkan dari potensi datangnya cuaca ekstrem.

Memasuki musim penghujan, Ridwan kembali mengingatkan masyarakat agar tidak berteduh di bawah pohon, tiang listrik, dan baliho. Apabila terjadi hujan lebat, ia berpesan agar masyarakat dapat segera berteduh di tempat yang aman. "Saat berada di jalan, kurangi kecepatan agar tidak berisiko tergelincir. Serta gunakan jas hujan model pakaian dan celana agar aman saat berkendara," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto mengingatkan masyarakat di Jawa Timur untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem memasuki awal musim hujan. Teguh mengungkapkan, berdasarkan analisis terkini, kondisi dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur masih cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan.

"Hasil analisis dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur terkini menunjukkan adanya pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan," ujarnya.

Selain itu, lanjut Teguh, hasil analisis juga menunjukkan aktifnya fenomena gelombang atmosfer Equatorial Rossby, serta suhu muka laut di perairan Jawa Timur yang masih hangat dengan anomali antara +1.0 sampai dengan +3.0 drajat selsius. Hal ini menyebabkan suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer.

"Kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awan-awan Cumulonimbus yang semakin intens dan dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung, dan hujan es," ujarnya.

Teguh pun membeberkan beberapa wilayah yang patut meningkatkan kewaspadaan karena potensi dilanda cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, hujan es, maupun tanah longsor . Pada periode 10 hingga 16 Oktober 2022 daerah yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem antara laim Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto.

Kemudian ada Jombang, Nganjuk, Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Ngawi, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Malang, Kota Malang, Batu, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement